Belajar Bisnis dari Cara PDKT ke Cewek

  • Bagikan
Ilustrasi bisnis dengan cara trik PDKT ke cewek Freepik ArtPhoto_studio
Ilustrasi bisnis dengan cara trik PDKT ke cewek Freepik ArtPhoto_studio

KAMAKAMU – Pernah dengar istilah “You don’t understand business”? Tapi, tunggu dulu, kalau kamu gak paham manusia, yakin bisa ngerti bisnis? Soalnya, bisnis itu dari awal sampai akhir selalu melibatkan manusia.

Banyak teori dan strategi bisnis yang sebenarnya bisa kita pelajari dari kehidupan sehari-hari. Yuk, kita bahas!

Alasan Bank Digital Bisa Lebih Cuan dari Bank Konvensional

Bisnis Tanpa Manusia? Mustahil

Dilansir dari YouTube Marketeers TV coba deh pikir, bisnis apa sih yang gak ada sentuhan manusianya?

Bahkan bisnis yang pakai mesin otomatis pun, yang program awalnya tetap manusia. Manusia itu punya biasnya sendiri, dan kalau kita gak paham itu, strategi sebagus apapun bisa gagal di lapangan.

Selain itu, produk atau jasa yang kita jual, ujung-ujungnya juga buat manusia. Jadi, penting banget buat paham gimana manusia berpikir dan mengambil keputusan.

Belajar Bisnis dari PDKT, Kok Bisa?

Nah, ini dia yang menarik. Bisnis itu kayak PDKT! Keduanya sama-sama soal persuasi dan pengaruh. Dalam PDKT, kita mulai dengan perhatian lebih, bangun hubungan, dan “show don’t tell”.

Sama kayak bisnis, jangan cuma klaim brand kita keren, tapi buktikan dengan tindakan nyata.

Bangun kedekatan, jangan langsung “nembak” dengan hard selling. Ajak orang-orang di sekitar target kita, sama kayak bikin referral di marketing. Intinya, bangun persepsi dan relasi dulu.

Jangan Kelamaan PDKT, Nanti Disamber Orang

Tapi ingat, jangan kelamaan PDKT juga. Ada lho yang jago banget PDKT, tapi gak berani nembak.

Akhirnya, disamber orang lain. Di marketing juga gitu, ujung-ujungnya kan duit. Jadi, harus imbang antara soft selling dan hard selling. Kapan kita bangun engagement, kapan kita dorong penjualan. Intinya, tahu waktu yang tepat.

Pacaran Aja Ada Perawatannya, Apalagi Konsumen

Kalau udah jadian, bukan berarti tugas selesai. Hubungan perlu dirawat, sama kayak konsumen. Ajak jalan, kasih kejutan, jangan monoton. Di bisnis, teruslah berinovasi, kasih varian baru, kemasan baru, konten baru. Tapi, jangan lupa jaga komitmen awal, kualitas produk, dan layanan. Jangan cuma baik pas akuisisi, terus nge-ghosting.

Bersaing Sehat, Gak Perlu Jelek-jelekin Tetangga

Dalam bisnis, persaingan itu wajar. Tapi, bersainglah dengan sehat. Fokus pada kekuatan kita, bukan kelemahan pesaing. Jangan jelek-jelekin kompetitor, karena itu bisa bikin konsumen ilfeel. Ingat, orang hebat gak perlu buang-buang waktu ngurusin yang jelek. Fokus aja sama apa yang kita punya.

Jangan Narsis, Konsumen Gak Cuma Mau Dengerin Cerita Lo

Pernah punya teman yang narsisnya kebangetan? Tiap ketemu, ngomongin dirinya terus. Lama-lama, pasti kita malas dengerin. Sama kayak brand yang cuma ngomongin dirinya sendiri. Konsumen gak tertarik sama cerita kita, apalagi kalau gak seru. Bangun konteks yang relevan, fokus pada gimana produk kita bisa bikin hidup konsumen lebih baik.

Diskon Boleh, Tapi Jangan Jadi Candu

Diskon itu kayak ngasih uang ke orang. Sekali dikasih, mereka terima kasih. Dua kali, terima kasih lebih. Tiga kali, mulai ketagihan. Empat kali, mulai berharap. Lima kali, mulai nagih dan dianggap hak. Hati-hati, kebaikan yang berlebihan bisa jadi bumerang. Di marketing, diskon boleh, tapi jangan terus-terusan. Nanti, konsumen kecanduan dan malah komplain kalau gak ada diskon.

Intinya, Pahami Manusia, Pahami Bisnis

Bisnis dan marketing itu gak serumit yang kita bayangkan. Banyak prinsip yang bisa kita pelajari dari kehidupan sehari-hari. Karena bisnis itu soal manusia, pahami manusianya, dan kamu akan paham bisnisnya.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

63 ÷ 9 =
Powered by MathCaptcha