Cara untuk Membesarkan Brand Bisnis di 2025

  • Bagikan
Cara membesarkan brand bisnis Freepik KamranAydinov
Cara membesarkan brand bisnis Freepik KamranAydinov

KAMAKAMU – Dunia marketing dan bisnis di tahun 2025 diramaikan dengan istilah “brand”. 

Ketertarikan pada brand ini pun memicu munculnya berbagai kelas dan pelatihan, sayangnya, ilmu yang ditawarkan seringkali beragam bahkan bertentangan, membuat banyak orang bingung. 

Lantas, mana yang sebenarnya benar?

Cara Bisa Bangun Pagi untuk Anak Muda

Dua Kubu dengan Prinsip Berbeda

Dilansir dari YouTube Marketeers TV dalam beberapa pelatihan brand, muncul pertanyaan menarik dari para peserta. 

Mereka menemukan dua kubu dengan prinsip yang berbeda. 

Kubu pertama meyakini bahwa “positioning is king”. 

Mereka percaya bahwa positioning yang kuat adalah kunci sukses, membuat produk laris manis dan bebas perang harga. 

Seolah-olah, dengan positioning yang tepat, kesuksesan pasti diraih.

Kubu kedua, di sisi lain, berfokus pada “reach and frequency”. 

Bagi mereka, yang terpenting adalah bagaimana menjangkau sebanyak mungkin orang dengan intensitas yang tinggi. 

Mereka bahkan berani mengatakan bahwa era positioning telah lewat, dan yang terpenting saat ini adalah kampanye brand dengan jangkauan dan frekuensi yang luas.

Brand dan Manusia

Sebelum membahas lebih lanjut, penting untuk diingat bahwa brand tidak bisa lepas dari manusia. 

Brand dibuat untuk manusia, oleh manusia, dan dibeli oleh manusia. 

Oleh karena itu, pemahaman tentang manusia menjadi kunci utama dalam membangun brand.

Manusia itu kompleks, dengan konsistensi dan inkonsistensi yang saling berdampingan.

Artinya, ilmu brand tidak bisa dikunci dalam satu rumusan yang kaku. 

Tidak ada rumus dewa untuk brand, karena manusia selalu berubah.

Positioning

Positioning adalah seni menemukan angle yang relevan bagi konsumen, tanpa mengubah formula produk. 

Tujuannya adalah membangun relevansi dan keunikan yang otentik. 

Namun, dalam beberapa kasus, positioning mungkin tidak menjadi faktor utama.

Misalnya, pada produk low-involvement seperti air mineral, di mana konsumen tidak terlalu memikirkan merek yang dibeli.

Meskipun beberapa merek mencoba menonjolkan positioning mereka, seperti pH tinggi atau kandungan mineral tertentu, pada akhirnya, faktor lain seperti harga dan distribusi juga memainkan peran penting.

Reach & Frequency

Kubu kedua berfokus pada reach and frequency, yaitu menjangkau sebanyak mungkin orang dengan intensitas yang tinggi.

Mereka percaya bahwa brand dibangun dari pengalaman, yang bisa didapatkan dari penggunaan produk atau kampanye iklan yang luas.

Reach and frequency memang penting dalam membangun intensitas brand.

Semakin sering orang melihat atau menggunakan suatu brand, semakin besar kemungkinan mereka untuk mengingat dan memilihnya.

Namun, reach and frequency membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Keseimbangan Antara Positioning dan Reach & Frequency

Pada akhirnya, baik positioning maupun reach and frequency sama-sama penting dan saling melengkapi.

Positioning adalah tentang membangun relevansi dan keunikan, sementara reach and frequency adalah tentang membangun intensitas.

Dalam jangka pendek, reach and frequency mungkin lebih penting untuk mendapatkan traksi.

Namun, dalam jangka panjang, positioning yang kuat akan membuat brand lebih tahan lama dan disukai.

Kesimpulan

Dunia brand dan marketing sangat kompleks, dan tidak ada rumus tunggal yang bisa menjamin kesuksesan. 

Jangan terpaku pada satu prinsip saja, tetapi seraplah semua ilmu dan gunakan sesuai dengan konteks yang ada.

Ingatlah bahwa brand dan marketing adalah tentang manusia, dan manusia itu tidak konsisten.

Oleh karena itu, fleksibilitas dan adaptasi adalah kunci utama dalam membangun brand yang sukses.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

80 ÷ = 8
Powered by MathCaptcha