Mau Rebranding? Perhatikan Hal Ini agar Tidak Salah Langkah

  • Bagikan
Rebranding sebuah bisnis Freepik rawpixel com
Rebranding sebuah bisnis Freepik rawpixel com

KAMAKAMU – Brand merupakan aset paling berharga dari sebuah bisnis.

Ini bukan sekadar nama atau logo, tetapi bagaimana produk dan perusahaan dikenal serta diinginkan oleh pelanggan.

Namun, bagaimana jika suatu saat brand harus mengalami perubahan, baik itu rebranding total, sekadar mengganti logo, atau bahkan nama?

Apakah semudah itu? Mari kita bahas lebih dalam!

Rahasia Dapat Investor untuk Bisnis, Pasti Deal!

Dilansir dari YouTube Marketeers TV banyak pebisnis lebih fokus membangun produk dengan fitur terbaik, teknologi canggih, dan efisiensi tinggi, tetapi melupakan pentingnya membangun brand.

Padahal, brand bukan hanya tentang produk, tetapi juga pengalaman yang diberikan kepada pelanggan.

Misalnya, Coca-Cola memiliki kapitalisasi pasar sebesar 271 miliar dolar, sementara nilai asetnya hanya 100 miliar dolar.

Ini menunjukkan bahwa kekuatan brand bisa meningkatkan nilai bisnis secara signifikan.

Mengapa Brand Harus Direbranding?

Ada banyak alasan mengapa sebuah brand harus melakukan rebranding.

Beberapa di antaranya meliputi perubahan strategi bisnis, kebutuhan untuk menjangkau target pasar baru, serta faktor eksternal seperti sentimen sosial atau politik.

Rebranding bisa berupa perubahan kecil seperti penyegaran logo hingga perubahan besar seperti mengganti nama perusahaan.

Pizza Hut Menjadi Restorante

Salah satu contoh rebranding yang menarik adalah perubahan Pizza Hut di Indonesia menjadi Restorante. 

Pergantian nama ini disebut-sebut karena putusnya hubungan dengan Pizza Hut pusat di Amerika, serta adanya sentimen politik terkait Israel-Palestina. 

Menariknya, Restorante tetap mempertahankan elemen desain yang mirip dengan Pizza Hut, seperti font dan simbol topi merah, sehingga konsumen masih bisa mengenali brand ini dengan mudah.

Namun, ada hal yang bisa dilakukan lebih baik, seperti komunikasi yang lebih jelas kepada pelanggan mengenai alasan perubahan ini.

Tanpa komunikasi yang efektif, pelanggan bisa merasa bingung atau bahkan kehilangan kepercayaan terhadap brand.

Rebranding Jaguar

Jaguar, produsen mobil asal Inggris, juga melakukan rebranding besar-besaran. 

Logo yang awalnya menggunakan huruf kapital dan ikon Jaguar melompat kini diubah menjadi desain yang lebih minimalis dan modern. 

Sayangnya, perubahan ini dianggap terlalu drastis dan membuat banyak orang sulit mengenali brand Jaguar yang baru.

Selain itu, Jaguar meluncurkan teaser iklan yang tidak menampilkan mobil sama sekali, yang bahkan memicu komentar dari Elon Musk. 

Teaser seperti ini mungkin efektif untuk brand yang sudah sangat dinantikan, tetapi bagi Jaguar yang performanya sedang menurun, strategi ini kurang efektif.

Pelajaran dari Rebranding

Dari dua contoh di atas, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan saat melakukan rebranding:

  • Jaga Konsistensi Visual – Jika mengganti nama atau logo, pastikan ada elemen desain yang tetap dikenali pelanggan.
  • Komunikasi yang Jelas – Pelanggan harus tahu alasan perubahan ini agar tetap percaya pada brand.
  • Strategi Pemasaran yang Tepat – Jika menggunakan teaser, pastikan brand kamu cukup kuat untuk menarik rasa penasaran pelanggan.

Kesimpulan

Rebranding bukan sekadar mengganti nama atau logo, tetapi juga membangun kembali citra brand agar tetap relevan di mata pelanggan. 

Perubahan yang dilakukan harus didukung dengan strategi komunikasi yang jelas dan eksekusi yang matang. 

Jika tidak, brand bisa kehilangan identitas dan kepercayaan dari pelanggannya. Jadi, jika kamu berencana melakukan rebranding, pastikan kamu sudah mempertimbangkan semua aspek ini dengan baik.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

47 + = 53
Powered by MathCaptcha