KAMAKAMU – Mungkin kamu sering melihat berita tentang startup yang berhasil mendapatkan investasi jutaan hingga puluhan juta dolar.
Tapi, bagaimana sebenarnya cara mendapatkan investor? Konsepnya sebenarnya cukup sederhana, hanya ada dua poin utama yang perlu kamu lakukan.
Namun, jangan anggap remeh prosesnya, karena meskipun konsepnya mudah dipahami, eksekusinya bisa sangat menantang.
Strategi Berinovasi di Lingkungan Kerja yang Toxic
1. Menjual Masa Depan Bisnis
Dilansir dari YouTube Raymond Chin Investor tidak sekadar menaruh uang di bisnismu, mereka membeli masa depan yang kamu tawarkan.
Sama seperti ketika seseorang berinvestasi di saham, mereka ingin tahu bagaimana potensi perusahaan dalam beberapa tahun ke depan.
Maka, langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah meyakinkan investor bahwa bisnis kamu memiliki prospek cerah.
Mulailah dengan problem-solution. Pastikan bahwa masalah yang kamu angkat cukup besar dan solusinya menarik.
Semakin besar masalah yang bisa diselesaikan oleh bisnismu, semakin besar pula potensi pasarnya. Untuk mendukung ini, kamu bisa menambahkan data market size.
Misalnya, jika kamu menjalankan bisnis ride-hailing, berapa banyak orang yang membutuhkan layanan transportasi harian? Seberapa besar potensi pertumbuhan industri ini?
Agar lebih kuat, gunakan global reference. Banyak bisnis sukses yang bisa dijadikan perbandingan.
Jika di luar negeri ada perusahaan yang sudah membuktikan keberhasilannya dalam bidang yang sama, maka itu bisa menjadi acuan bahwa model bisnis yang kamu jalankan memang menjanjikan.
2. Meyakinkan Investor Bahwa Masa Depan Itu Bisa Dicapai
Menjual masa depan saja tidak cukup. Investor juga ingin tahu apakah kamu dan tim benar-benar mampu mewujudkan visi tersebut.
Risiko kehilangan uang adalah hal yang paling dihindari oleh investor, jadi mereka akan sangat selektif dalam memilih startup untuk didanai.
Hal pertama yang mereka perhatikan adalah founder dan tim. Apakah kamu memiliki pengalaman dan keahlian yang relevan? Jika iya, itu akan menjadi poin plus.
Selain itu, kamu perlu menunjukkan angka yang masuk akal—bagaimana uang investor akan digunakan, bagaimana strategi pertumbuhan, dan bagaimana target yang ingin dicapai.
Lebih baik lagi jika kamu sudah memiliki traction. Artinya, bisnismu sudah berjalan dan menunjukkan hasil, meskipun dalam skala kecil.
Ini membuktikan bahwa idemu bukan sekadar angan-angan, tetapi sudah terbukti bisa menghasilkan revenue dan menarik pelanggan.
Dengan traction yang kuat, investor akan lebih percaya bahwa jika bisnis ini didukung dengan dana yang lebih besar, skalanya juga bisa tumbuh secara signifikan.
3, Pentingnya Pitching yang Profesional
Agar investor benar-benar tertarik, kamu harus bisa menyusun pitching yang profesional. Pitch deck yang baik biasanya terdiri dari 10-15 slide yang mencakup elemen-elemen utama seperti:
- Problem & Solution – Masalah yang ingin diselesaikan dan bagaimana bisnismu memberikan solusi.
- Market Size – Seberapa besar potensi pasar untuk produk atau layananmu.
- Data & Global Reference – Pendukung data serta contoh bisnis serupa yang sudah sukses.
- Founder & Team – Profil tim yang menjalankan bisnis.
- Traction – Bukti awal bahwa bisnismu memiliki potensi pertumbuhan.
- Financial Projection & Funding Plan – Rencana penggunaan dana investasi dan bagaimana strategi pertumbuhan bisnis.
Kamu juga perlu membangun soft skill seperti komunikasi, negosiasi, dan public speaking. Sebagus apa pun idemu, jika kamu tidak bisa mengomunikasikannya dengan baik, maka investor bisa saja tidak tertarik.
Kesimpulan
Mendapatkan investor bukan hanya tentang ide bisnis yang brilian, tetapi juga tentang bagaimana kamu menjual masa depan dan meyakinkan mereka bahwa masa depan itu bisa diwujudkan.
Dengan memahami dua konsep utama ini dan mempersiapkan pitching yang kuat, peluangmu untuk mendapatkan investasi akan jauh lebih besar. Jadi, apakah kamu siap untuk mencari investor dan membawa bisnismu ke level berikutnya?.*
