KAMAKAMU – Banyak orang bermimpi mencapai financial freedom atau kebebasan finansial, di mana mereka tidak perlu lagi khawatir tentang uang dan bisa menikmati hidup sesuai keinginan.
Sayangnya, di era modern ini, mimpi tersebut terasa semakin sulit digapai.
Kenaikan biaya hidup, kurangnya edukasi finansial, hingga godaan gaya hidup konsumtif menjadi beberapa faktor yang menghambat banyak orang untuk mencapai kebebasan finansial.
5 Latihan Mental untuk Meningkatkan Self-Control dan Ketahanan Diri
Lalu, apa saja alasan utama yang membuat financial freedom semakin sulit dicapai? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Biaya Hidup yang Terus Meningkat
Dilansir dari YouTube WILIANTO SE salah satu alasan terbesar mengapa financial freedom semakin sulit dicapai adalah biaya hidup yang terus naik. Harga kebutuhan pokok, transportasi, hingga pendidikan mengalami kenaikan setiap tahun.
Sayangnya, kenaikan gaji sering kali tidak sebanding dengan laju inflasi, membuat banyak orang kesulitan untuk menabung atau berinvestasi.
Selain itu, gaya hidup konsumtif yang semakin marak juga memperburuk kondisi keuangan banyak individu, karena mereka lebih banyak menghabiskan uang untuk memenuhi tren daripada menyiapkan dana untuk masa depan.
2. Kurangnya Pendidikan Finansial Sejak Dini
Kurangnya edukasi tentang keuangan juga menjadi faktor yang menghambat kebebasan finansial.
Banyak orang tidak pernah diajarkan cara mengatur uang dengan baik sejak sekolah, sehingga mereka baru mulai belajar ketika sudah terlilit utang atau menghadapi krisis keuangan.
Akibatnya, banyak individu yang kurang memahami pentingnya menabung, berinvestasi, atau mengelola utang dengan bijak.
Tanpa pemahaman yang cukup, sulit bagi seseorang untuk membangun kebiasaan finansial yang sehat dan menuju financial freedom.
3. Godaan Penggunaan Pay Later dan Utang Konsumtif
Di era digital ini, kemudahan akses ke utang semakin tinggi, mulai dari kartu kredit hingga aplikasi pay later.
Meski pada awalnya tampak membantu, banyak orang akhirnya terjebak dalam utang konsumtif karena kurang bijak dalam penggunaannya.
Sayangnya, utang jenis ini sering kali memiliki bunga tinggi dan jatuh tempo yang ketat, sehingga semakin sulit untuk dilunasi.
Ketika sebagian besar gaji digunakan hanya untuk membayar cicilan, peluang untuk menabung dan berinvestasi menjadi semakin kecil, menjauhkan seseorang dari financial freedom.
4. Tekanan Sosial yang Semakin Besar
Media sosial kini menjadi faktor yang turut mempengaruhi gaya hidup seseorang.
Tekanan untuk selalu terlihat sukses dan mewah di hadapan orang lain sering kali mendorong individu untuk mengeluarkan uang di luar kemampuan mereka.
Dari membeli barang-barang bermerek hingga liburan mewah, semua dilakukan demi pencitraan.
Akibatnya, uang yang seharusnya bisa digunakan untuk investasi atau tabungan malah habis untuk memenuhi ekspektasi sosial yang sebenarnya tidak perlu.
Tekanan ini tidak hanya berdampak pada keuangan, tetapi juga mental, karena muncul perasaan tidak pernah cukup.
5. Kurangnya Kebiasaan Menabung dan Berinvestasi
Banyak orang merasa sulit untuk menabung atau berinvestasi karena berbagai alasan, mulai dari pendapatan yang terbatas hingga gaya hidup konsumtif.
Padahal, kebiasaan menabung dan berinvestasi adalah langkah penting dalam mencapai kebebasan finansial.
Tanpa adanya dana darurat atau investasi jangka panjang, seseorang akan selalu berada dalam siklus kerja hanya untuk bertahan hidup, bukan untuk membangun kekayaan.
Kesimpulan
Meskipun tantangan untuk mencapai financial freedom semakin besar, bukan berarti hal ini mustahil dicapai.
Kuncinya adalah dengan mulai mengelola keuangan dengan lebih baik, mengurangi utang konsumtif, serta membangun kebiasaan menabung dan berinvestasi.
Kebebasan finansial bukan sekadar tentang memiliki banyak uang, tetapi lebih pada kemampuan untuk hidup tanpa terus-menerus khawatir tentang keuangan.
Dengan langkah yang tepat, impian financial freedom bisa menjadi kenyataan.*
