KAMAKAMU – Pertumbuhan bisnis kuliner semakin pesat dengan adanya digitalisasi dan media sosial.
Banyak pengusaha yang sukses membuka banyak cabang atau menawarkan kemitraan.
Namun, tanpa strategi yang tepat, ekspansi bisnis bisa menjadi bumerang dan berisiko menutup usaha di kemudian hari.
Hindari Kerugian Saat Endorse! Perhatikan 7 Hal Penting Ini
Berikut ini adalah lima kesalahan yang sering terjadi dalam ekspansi bisnis kuliner yang perlu dihindari agar bisnis tetap berkelanjutan.
1. SOP yang Tidak Jelas dan Kurang Terstandarisasi
Dilansir dari YouTube Foodizz Channel salah satu jebakan utama dalam ekspansi bisnis kuliner adalah kurangnya standar operasional prosedur (SOP) yang jelas.
Banyak pemilik bisnis menganggap bahwa SOP cukup dituangkan dalam bentuk tulisan.
Padahal, tanpa pendistribusian yang efektif, karyawan bisa saja tidak memahami standar yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, SOP harus dibuat lebih interaktif, misalnya melalui video pelatihan, serta didukung sistem yang memastikan setiap karyawan, baik lama maupun baru, mendapatkan pemahaman yang sama.
Jika tidak, kualitas produk dan layanan bisa menurun, yang pada akhirnya berdampak pada kepuasan pelanggan.
2. Tidak Memiliki Laporan Keuangan yang Terstruktur
Laporan keuangan adalah jantung dari bisnis. Sayangnya, banyak pengusaha kuliner yang terlalu fokus pada ekspansi hingga melupakan pencatatan keuangan yang rapi.
Tanpa laporan keuangan yang terstruktur, baik secara terpusat maupun per cabang, sulit untuk mengetahui kondisi keuangan bisnis secara akurat.
Keuntungan, kerugian, serta biaya operasional harus tercatat dengan jelas agar pengambilan keputusan bisa dilakukan secara tepat.
Tanpa sistem pencatatan yang baik, pemilik bisnis berisiko menjalankan usaha dalam kondisi “buta” yang dapat menyebabkan kerugian besar.
3. Tidak Membangun Tim yang Solid di Bisnis Kuliner
Bisnis yang berkembang pesat membutuhkan tim yang kuat. Tanpa sistem rekrutmen dan pelatihan yang baik, bisnis akan sangat bergantung pada pemiliknya.
Jika semua keputusan dan operasional masih bergantung pada satu orang, maka bisnis bisa mengalami stagnasi.
Oleh karena itu, penting untuk membangun tim yang kompeten dengan budaya kerja yang selaras dengan visi perusahaan.
Dengan begitu, bisnis dapat terus berjalan meskipun pemilik tidak selalu terlibat dalam operasional harian.
4. Kurang Melakukan Inovasi
Dunia kuliner terus berkembang, sehingga inovasi menjadi kunci agar bisnis tetap relevan.
Sayangnya, banyak bisnis yang sudah sukses membuka banyak cabang justru terlena dan tidak lagi melakukan inovasi.
Padahal, konsumen selalu mencari hal baru. Inovasi tidak hanya terbatas pada menu, tetapi juga mencakup strategi pemasaran dan cara berinteraksi dengan pelanggan.
Misalnya, jika tren konten video sedang meningkat, maka bisnis kuliner juga perlu memanfaatkannya untuk memperkuat branding dan engagement dengan pelanggan.
5. Sikap Menggampangkan dan Kurang Perencanaan
Terakhir, kesalahan fatal yang sering terjadi adalah sikap menggampangkan berbagai aspek dalam bisnis.
Banyak pemilik usaha yang menunda perbaikan sistem dengan berpikir bahwa masalah belum muncul.
Padahal, tanpa sistem yang kokoh, bisnis bisa mengalami penurunan drastis sewaktu-waktu.
Oleh karena itu, penting untuk selalu merencanakan strategi jangka panjang, termasuk dalam hal operasional, manajemen tim, dan pengelolaan keuangan.
Dengan begitu, bisnis kuliner tidak hanya booming di awal, tetapi juga mampu bertahan dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Mengembangkan bisnis kuliner hingga memiliki banyak cabang memang menggiurkan, tetapi tanpa strategi yang tepat, ekspansi ini bisa menjadi bom waktu.
Dengan membangun SOP yang jelas, mencatat laporan keuangan secara teratur, membentuk tim yang solid, terus berinovasi, dan melakukan perencanaan matang, bisnis kuliner bisa berkembang secara berkelanjutan.
Pastikan setiap langkah dalam ekspansi dilakukan dengan penuh perhitungan agar bisnis tetap bertahan dan semakin maju.*