Strategi Impuls Buying dalam Bisnis Kuliner

  • Bagikan
Ilustrasi Impuls Buyying Freepik Wirestock
Ilustrasi Impuls Buyying Freepik Wirestock

KAMAKAMU – Impuls buying adalah fenomena ketika konsumen membeli suatu produk tanpa perencanaan sebelumnya.

Hal ini sering terjadi karena faktor emosional atau rangsangan visual yang menggoda. Dalam dunia bisnis, strategi ini sangat menguntungkan karena dapat meningkatkan penjualan secara signifikan.

Misalnya, seseorang yang datang ke sebuah coffee shop hanya untuk menikmati kopi, tetapi karena melihat gambar sop buntut yang menggoda, ia akhirnya memutuskan untuk memesan makanan tersebut juga. Hal inilah yang disebut sebagai impuls buying.

Kenapa Profit Boncos Meski Omset Besar? Ini 5 Penyebabnya

Strategi Efektif untuk Mendorong Impuls Buying

Agar strategi ini berjalan optimal, ada beberapa metode yang bisa diterapkan oleh pelaku bisnis kuliner. Berikut beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan peluang pembelian spontan dari konsumen.

1. Promo Diskon dan Bundling

Dilansir dari YouTube Foodizz Channel memberikan promo dalam waktu terbatas atau menawarkan bundling produk dapat mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak.

Misalnya, restoran dapat memberikan diskon 30% untuk menu tertentu atau menawarkan paket hemat yang hanya berlaku dalam waktu singkat.

2. Endorsement dari Influencer

Memanfaatkan jasa influencer di media sosial bisa menjadi strategi yang efektif. Konsumen sering kali terdorong membeli produk setelah melihat ulasan dari seseorang yang mereka percayai.

Kombinasi antara endorsement dan promo menarik akan semakin meningkatkan daya tarik produk tersebut.

3. Tampilan Visual yang Menggoda

Gambar makanan yang menarik dan video yang menggugah selera dapat menjadi faktor kuat dalam mendorong impuls buying.

Saat melihat menu dengan tampilan visual yang menggoda, konsumen cenderung menambah pesanan tanpa rencana awal.

4. Penawaran Terbatas dan Mendesak

Menerapkan strategi waktu terbatas, seperti “diskon hanya berlaku satu jam” atau “promo khusus hari ini”, dapat meningkatkan urgensi pembelian.

Konsumen yang awalnya tidak berniat membeli akan terdorong untuk segera mengambil keputusan agar tidak ketinggalan kesempatan.

5. Stimulasi Indera Penciuman

Aroma makanan juga bisa menjadi alat pemasaran yang kuat. Contohnya, pedagang sate yang sengaja mengipas sate agar aroma asapnya menyebar dan menarik perhatian orang yang lewat.

Strategi serupa bisa diterapkan di restoran untuk menggoda pelanggan dengan aroma makanan yang sedang disiapkan.

6. Pengumuman Khusus dan Live Selling

Memberikan pengumuman mendadak tentang promo spesial, baik di toko fisik maupun melalui live streaming di media sosial, dapat meningkatkan potensi pembelian impulsif.

Supermarket sering menggunakan teknik ini dengan mengumumkan diskon mendadak untuk menarik pelanggan.

7. Teknik Sampling dan Demo Produk

Memberikan sampel gratis kepada pelanggan bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan penjualan. Jika mereka menyukai rasa makanan yang diberikan, kemungkinan besar mereka akan langsung memesan produk tersebut dalam ukuran penuh.

Kesimpulan

Strategi impuls buying bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan dapat dirancang dengan baik agar bisnis kuliner semakin berkembang.

Dengan menggabungkan promo menarik, tampilan visual yang menggoda, endorsement influencer, hingga penggunaan aroma makanan, pemilik bisnis dapat mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 + 3 =
Powered by MathCaptcha