Kenapa Profit Boncos Meski Omset Besar? Ini 5 Penyebabnya

  • Bagikan
Ilustrasi omset besar tapi profit tidak ada Freepik Cookies_Studio

KAMAKAMU – Banyak pelaku bisnis yang mengalami kondisi di mana omset penjualan meningkat, tetapi keuntungan yang diperoleh justru tidak sesuai harapan.

Kondisi ini sering kali menimbulkan pertanyaan, apakah ada yang salah dalam pengelolaan bisnis?

Fenomena ini bukan hal yang jarang terjadi. Beberapa faktor bisa menjadi penyebab utama kenapa profit bisa boncos meski penjualan terlihat bagus.

18 Teknik Mudah Membuat Nama Brand dalam Bisnis Kuliner

Oleh karena itu, memahami penyebabnya sangat penting agar bisnis tetap sehat dan profit bisa meningkat.

1. Harga Pokok Penjualan (HPP) Terlalu Tinggi

Dilansir dari YouTube Foodizz Channel Salah satu faktor utama yang menyebabkan profit menurun adalah harga pokok penjualan (HPP) yang tidak sesuai target.

Idealnya, HPP harus dijaga agar tetap seimbang dengan omset. Jika HPP terlalu tinggi, margin keuntungan akan menurun drastis.

Beberapa hal yang bisa menyebabkan kenaikan HPP meliputi pemborosan bahan baku, barang yang rusak atau hilang, serta lonjakan harga bahan baku yang tidak diantisipasi.

Selain itu, strategi pemasaran yang salah, seperti terlalu banyak mempromosikan produk dengan HPP tinggi, juga bisa membuat profit menjadi lebih kecil.

2. Biaya Operasional (OPEX) Meningkat

Selain HPP, biaya operasional atau OPEX yang membengkak juga bisa menggerus keuntungan.

Biaya ini mencakup gaji karyawan, listrik, gas, dan kebutuhan lain yang menunjang operasional bisnis.

Terkadang, tanpa disadari, ada pemborosan dalam pengeluaran operasional.

Misalnya, penggunaan listrik yang tidak efisien, perekrutan karyawan tanpa perencanaan matang, atau kebiasaan mengganti peralatan sebelum waktunya.

Jika dibiarkan, biaya ini bisa semakin meningkat dan mengurangi profit bisnis.

3. Pengeluaran untuk Marketing Tidak Terkontrol

Marketing memang penting untuk meningkatkan omset, tetapi jika biaya yang dikeluarkan terlalu besar dan tidak efektif, profit bisa terdampak.

Misalnya, jika anggaran iklan digital atau influencer marketing tidak dikelola dengan baik, biaya yang dikeluarkan bisa lebih besar dari hasil yang didapat.

Salah satu indikator penting dalam evaluasi biaya marketing adalah kontribusinya terhadap penjualan.

Jika sebagian besar omset berasal dari pelanggan lama yang melakukan repeat order, maka biaya marketing yang tinggi bisa menjadi pemborosan yang tidak perlu.

4. Biaya Back Office yang Membengkak

Dalam bisnis yang memiliki banyak cabang, biaya operasional tidak hanya berasal dari outlet, tetapi juga dari back office. Jika tidak dikontrol, biaya ini bisa menjadi beban yang besar.

Misalnya, pengeluaran untuk sewa kantor yang terlalu mahal, jumlah staf administrasi yang berlebihan, atau biaya perjalanan dan akomodasi yang tidak terlalu penting.

Jika tidak dikendalikan, biaya ini bisa mengurangi profit meskipun penjualan berjalan dengan baik.

5. Pengeluaran Tidak Terduga yang Tidak Terkontrol

Salah satu penyebab lain yang sering diabaikan adalah pengeluaran lain-lain yang tidak terencana.

Banyak pemilik bisnis yang secara tidak sadar menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi, seperti makan di restoran mahal, membeli kendaraan baru, atau bahkan belanja di e-commerce menggunakan rekening bisnis.

Jika bisnis masih dalam tahap pengembangan, pengeluaran semacam ini bisa sangat berisiko. Oleh karena itu, pemisahan keuangan pribadi dan bisnis menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga profit tetap stabil.

Kesimpulan

Meskipun omset bisnis terlihat besar, profit tetap bisa berkurang jika tidak ada pengelolaan keuangan yang baik.

Beberapa faktor utama yang perlu diperhatikan adalah HPP yang tinggi, biaya operasional yang membengkak, pengeluaran marketing yang tidak terkendali, biaya back office yang meningkat, serta pengeluaran lain-lain yang tidak direncanakan.

Dengan memahami faktor-faktor ini, pemilik bisnis bisa melakukan evaluasi dan memperbaiki strategi agar keuntungan tetap optimal. Kontrol keuangan yang baik akan memastikan bahwa bisnis tidak hanya berkembang dalam hal omset, tetapi juga dalam profitabilitas.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 + 3 =
Powered by MathCaptcha