KAMAKAMU – Mendapatkan pesanan dalam jumlah besar tentu menjadi impian setiap pelaku bisnis kuliner.
Selain meningkatkan omset lebih cepat, big order juga membantu menjaga kestabilan bisnis.
Namun, membangun strategi big order bukan sekadar memasang spanduk atau mencantumkan nomor WhatsApp di kartu nama.
6 Langkah Menciptakan Cobranding yang Sukses
Diperlukan strategi yang matang agar kanal penjualan ini bisa berjalan optimal.
Banyak pelaku usaha yang sukses dalam menjalankan big order, mulai dari restoran cepat saji hingga bisnis katering rumahan.
Strategi ini sering digunakan dalam segmen B2B (business to business) seperti pemesanan makanan untuk acara kantor, seminar, atau perayaan tertentu.
Oleh karena itu, penting untuk memahami cara membangun big order agar bisnis kuliner berkembang pesat.
1. Komitmen Berinvestasi dalam Big Order
Dilansir dari YouTube Foodizz Channel Membangun kanal penjualan big order memerlukan komitmen dan investasi yang serius.
Selain modal awal untuk operasional, bisnis juga harus mengalokasikan anggaran untuk gaji personel, peralatan dapur, serta promosi.
Menganggapnya sebagai investasi jangka panjang akan membantu pelaku usaha lebih fokus dan siap menghadapi tantangan.
2. Alokasi Budget dan Proyeksi Bisnis
Setiap bisnis harus memiliki proyeksi pendapatan, biaya, dan keuntungan sebelum menjalankan strategi big order.
Tanpa perencanaan keuangan yang matang, risiko kerugian akan lebih besar.
Oleh karena itu, memastikan anggaran yang tersedia dieksekusi dengan baik menjadi langkah penting dalam keberhasilan big order.
3. Rekrut Tim yang Kompeten
Tim yang mengelola big order harus memiliki keterampilan dalam pemasaran dan jaringan bisnis.
Mempekerjakan individu dengan pengalaman di bidang perhotelan, restoran, atau sales akan mempercepat proses akuisisi pelanggan.
Dengan memiliki tim yang solid, bisnis bisa lebih cepat berkembang.
4. Menyusun Jobdesk, Target, dan Reward
Tim big order perlu memiliki target penjualan yang jelas serta sistem penghargaan dan sanksi yang adil.
Indikator keberhasilan sebaiknya tidak hanya diukur dari jumlah penjualan, tetapi juga dari keuntungan yang diperoleh.
Dengan struktur kerja yang terorganisir, kinerja tim bisa lebih optimal.
5. Pelatihan dan Pemahaman Pasar B2B
Tim big order juga harus memahami strategi negosiasi dan layanan pelanggan dalam pasar B2B.
Jika diperlukan, bisnis bisa menggunakan jasa konsultan atau pelatih profesional agar tim lebih siap dalam menghadapi klien korporat.
Melalui pemahaman yang kuat, tingkat keberhasilan dalam mendapatkan pelanggan pun semakin tinggi.
6. Menerapkan Strategi Pemasaran Kreatif
Pemasaran yang efektif sangat penting dalam membangun kanal big order.
Menggunakan database pelanggan, membuat kartu nama khusus, serta memiliki situs web atau media sosial khusus untuk big order dapat meningkatkan peluang penjualan.
Selain itu, memberikan pilihan kemasan yang eksklusif juga dapat menarik lebih banyak pelanggan.
7. Menyiapkan Anggaran Promosi
Agar strategi big order lebih dikenal, bisnis harus aktif dalam promosi.
Beriklan di Google Ads, Instagram, atau LinkedIn bisa menjadi strategi yang efektif untuk menjangkau klien potensial.
Selain itu, menghadiri pameran kuliner atau mengadakan kerja sama dengan komunitas bisnis juga dapat membantu memperluas jaringan pelanggan.
8. Menyesuaikan Menu dengan Kebutuhan Klien
Menawarkan menu yang fleksibel sangat penting dalam big order.
Selain menggunakan bahan baku yang sudah tersedia, bisnis juga harus siap memenuhi permintaan khusus dari klien, seperti tambahan lauk atau minuman tertentu.
Dengan menyesuaikan menu, bisnis bisa meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun loyalitas jangka panjang.
9. Evaluasi dan Peningkatan Berkala
Mengevaluasi strategi big order secara rutin akan membantu bisnis menemukan pola yang efektif dalam meningkatkan penjualan.
Dengan melakukan perbaikan secara berkala, bisnis bisa mengembangkan strategi pemasaran yang lebih sukses dan menemukan metode terbaik dalam menarik pelanggan baru.
10. Memberikan Pelayanan Terbaik
Pelayanan yang baik menjadi kunci utama dalam mempertahankan pelanggan big order.
Berbeda dengan pelanggan ritel, klien B2B memiliki ekspektasi lebih tinggi terhadap kualitas layanan.
Menjalin komunikasi yang baik, memberikan ucapan selamat pada momen spesial, atau sekadar mengirimkan hadiah kecil bisa meningkatkan loyalitas pelanggan.
Kesimpulan
Big order merupakan strategi yang sangat potensial dalam bisnis kuliner. Dengan perencanaan yang matang, tim yang solid, dan pemasaran yang kreatif, bisnis bisa mendapatkan pelanggan tetap dalam jumlah besar. Konsistensi dalam pelayanan juga menjadi faktor penting agar klien terus melakukan pemesanan ulang. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, bisnis kuliner bisa lebih berkembang dan mencapai target omset dengan lebih cepat.*