6 Langkah Funneling dalam Bisnis Kuliner

  • Bagikan
Ilustrasi strategi funneling dalam bisnis kuliner Freepik asier_relampagoestudio
Ilustrasi strategi funneling dalam bisnis kuliner Freepik asier_relampagoestudio

KAMAKAMU – Funneling atau alur penjualan merupakan salah satu aspek penting dalam menjalankan bisnis kuliner.

Memahami proses ini dapat membantu dalam menyusun strategi pemasaran yang lebih efektif dan terukur.

Tanpa pemahaman yang baik mengenai funneling, strategi yang diterapkan bisa menjadi tidak efektif dan menyebabkan pemborosan anggaran.

Mau Bisnis di Pinggir Jalan Laku? Lakukan 6 Hal Ini

Dilansir dari YouTube Foodizz Channel Artikel ini akan membahas enam langkah funneling dalam bisnis kuliner yang dapat diterapkan untuk meningkatkan penjualan dan memperluas jangkauan pelanggan.

1. Awareness (Kesadaran Merek)

Langkah pertama dalam funneling adalah membangun kesadaran merek. Calon pelanggan bisa mengetahui suatu brand melalui berbagai cara, seperti:

  • Melihat ulasan di media sosial seperti TikTok atau Instagram.
  • Mendapatkan liputan dari influencer atau media.
  • Melihat iklan berbayar di media sosial.
  • Menemukan lokasi usaha secara langsung saat melewati outlet.
  • Mendengar rekomendasi dari teman atau keluarga.

Kesadaran merek dapat diperoleh secara organik atau melalui strategi berbayar seperti iklan dan endorsement.

Untuk meningkatkan efektivitasnya, pastikan konten yang dibuat memiliki faktor “wow” yang menarik perhatian audiens.

2. Search (Mencari Informasi)

Setelah kesadaran merek terbentuk, calon pelanggan biasanya mulai mencari informasi lebih lanjut mengenai bisnis tersebut.

Mereka akan mengecek akun Instagram, TikTok, atau platform lain untuk melihat gambar, video, serta ulasan yang tersedia.

Oleh karena itu, penting untuk menyediakan informasi yang lengkap dan mudah diakses, seperti:

  • Alamat outlet
  • Nomor kontak atau WhatsApp
  • Sertifikasi halal (jika ada)
  • Google Review yang dikelola dengan baik

Penyajian informasi yang menarik dan transparan dapat memengaruhi keputusan calon pelanggan untuk mengunjungi tempat tersebut.

3. Save and Share (Menyimpan dan Membagikan)

Ketika calon pelanggan mulai tertarik, mereka cenderung menyimpan informasi untuk referensi di kemudian hari atau membagikannya kepada teman dan keluarga.

Mereka dapat menyimpan unggahan Instagram, TikTok, atau membagikan tautan ke grup percakapan.

Namun, meskipun minat sudah tinggi, ada kemungkinan pelanggan menunda kunjungan karena beberapa alasan, seperti waktu yang kurang tepat atau lokasi yang belum dapat dijangkau.

Oleh karena itu, bisnis perlu memastikan bahwa kontennya tetap menarik dan relevan agar terus diingat oleh calon pelanggan.

4. Recall and Engage (Mengingatkan Kembali)

Sering kali, calon pelanggan yang sudah tertarik tetap membutuhkan pengingat agar mereka benar-benar datang dan membeli.

Di era digital yang penuh dengan informasi, bisnis perlu mengingatkan pelanggan secara berkala melalui berbagai cara, seperti:

  • Menjadwalkan postingan media sosial yang konsisten.
  • Mengatur iklan ulang (retargeting ads) di platform digital.
  • Menggunakan strategi promosi yang menarik, seperti diskon terbatas atau penawaran eksklusif.

Efek recall akan lebih efektif jika diikuti dengan penawaran menarik, misalnya diskon khusus dalam periode tertentu atau bonus produk bagi pelanggan yang kembali.

5. Action (Datang dan Membeli)

Setelah melalui tahapan sebelumnya, pelanggan akhirnya mengambil tindakan dengan datang dan melakukan pembelian.

Agar pengalaman mereka tetap positif, bisnis harus memastikan bahwa layanan yang diberikan sesuai dengan ekspektasi yang telah dibangun melalui pemasaran.

Selain itu, sangat penting untuk mengumpulkan data pelanggan, misalnya dengan menanyakan bagaimana mereka mengetahui tentang bisnis tersebut.

Informasi ini dapat digunakan untuk mengevaluasi strategi pemasaran dan meningkatkan efektivitasnya di masa mendatang.

6. Recommendation (Rekomendasi dan Ulasan)

Langkah terakhir dalam funneling adalah mendorong pelanggan untuk memberikan rekomendasi dan ulasan positif. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa strategi, seperti:

  • Mendorong pelanggan untuk membagikan pengalaman mereka di media sosial.
  • Meminta mereka untuk memberikan ulasan di Google Review atau platform lainnya.
  • Memberikan insentif, seperti potongan harga atau hadiah gratis bagi pelanggan yang memberikan review.

Jika ada keluhan atau komplain, sebaiknya segera ditangani di lokasi agar tidak menyebar ke media sosial. Memberikan solusi yang memuaskan dapat mengubah pengalaman negatif menjadi positif dan meningkatkan loyalitas pelanggan.

Kesimpulan

Funneling dalam bisnis kuliner merupakan strategi yang harus disusun dengan baik agar setiap tahapnya berjalan efektif.

Dengan memahami keenam langkah ini—awareness, search, save and share, recall and engage, action, dan recommendation—pemilik bisnis dapat meningkatkan penjualan dengan biaya yang lebih efisien serta mencapai profit yang lebih tinggi.

Dengan menerapkan strategi ini secara konsisten, bisnis kuliner dapat berkembang dan menarik lebih banyak pelanggan setia. Jangan lupa untuk terus berinovasi dan menyesuaikan strategi pemasaran dengan tren yang sedang berkembang di industri kuliner.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

16 ÷ 2 =
Powered by MathCaptcha