Mending Stok Bahan Baku Pasa Pasan atau Ada Cadangan Stok di Bisnis Kuliner? Simak Selengkapnya!

  • Bagikan
Ilustrasi stok bahan baku di gudang Freepik
Ilustrasi stok bahan baku di gudang Freepik

KAMAKAMU – Dalam dunia bisnis kuliner, manajemen stok bahan baku menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Banyak pemilik usaha sering bertanya-tanya, apakah lebih baik memiliki stok pas-pasan atau menyiapkan backup stok? Jawabannya bisa beragam tergantung pada kondisi bisnis. Sebelum membuat keputusan, ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan agar stok tetap efisien tanpa mengorbankan penjualan.

Memulai Usaha Kuliner dengan Modal Pinjaman, Bolehkah?

1. Jenis Outlet: Baru atau Lama?

Dilansir dari YouTube Foodizz Channel Jenis outlet berperan besar dalam menentukan strategi stok. Jika outlet masih baru, prediksi terhadap permintaan dan produk yang laris masih belum jelas. Oleh karena itu, menyiapkan stok dalam jumlah lebih besar bisa menjadi langkah aman agar tidak kehilangan peluang penjualan. Namun, untuk bahan baku dengan umur simpan pendek, stok sebaiknya hanya cukup untuk satu atau satu setengah hari. Sedangkan outlet lama bisa melihat data historis penjualan untuk memperkirakan stok yang dibutuhkan, sehingga tidak perlu menyimpan terlalu banyak barang yang bisa berisiko kadaluarsa.

2. Pola Pemesanan Konsumen

Cara konsumen melakukan pemesanan juga memengaruhi kebutuhan stok. Jika bisnis berbasis catering yang pesanan jumlahnya fluktuatif, maka stok perlu lebih banyak untuk mengantisipasi lonjakan order. Sementara itu, bagi outlet dengan penjualan harian yang stabil, stok bisa disesuaikan berdasarkan tren penjualan sebelumnya. Dengan cara ini, risiko kelebihan atau kekurangan stok dapat diminimalkan.

3. Ketersediaan Bahan Baku

Tidak semua bahan baku tersedia setiap saat di pasaran. Ada beberapa bahan yang harus diimpor atau dipengaruhi oleh musim tertentu. Jika bahan baku sulit didapat, menyimpan stok dalam jumlah lebih besar bisa menjadi solusi. Namun, tetap harus diperhatikan umur simpan bahan tersebut agar tidak mengalami kerugian akibat barang yang rusak sebelum sempat digunakan.

4. Lokasi dan Kapasitas Penyimpanan

Lokasi penjualan juga menjadi faktor penting dalam menentukan strategi stok. Jika outlet berada di dalam mal dengan biaya sewa tinggi, ruang penyimpanan tentu terbatas. Dalam kondisi ini, stok harus diatur seefisien mungkin dan hanya menyimpan persediaan untuk satu atau satu setengah hari. Sebaliknya, jika outlet memiliki ruang penyimpanan yang luas, menyimpan stok dalam jumlah lebih besar bisa lebih menguntungkan.

5. Biaya Distribusi dan Efisiensi Pengiriman

Biaya distribusi sering kali menjadi pertimbangan dalam menentukan jumlah stok. Untuk bahan baku yang membutuhkan biaya pengiriman tinggi, sebaiknya dilakukan pemesanan dalam jumlah besar agar lebih hemat. Namun, stok yang disimpan tetap harus memperhitungkan umur simpan bahan baku agar tidak mengalami pemborosan akibat barang yang kadaluarsa.

Kesimpulan

Keputusan untuk memiliki stok minimum atau backup stok sangat bergantung pada kondisi bisnis dan berbagai faktor lainnya. Dengan mempertimbangkan jenis outlet, pola pemesanan, ketersediaan bahan baku, lokasi penyimpanan, serta biaya distribusi, pemilik usaha bisa menentukan strategi stok yang paling optimal. Dengan begitu, bisnis kuliner tetap berjalan lancar tanpa mengalami kendala kekurangan atau kelebihan stok yang bisa merugikan usaha.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

11 − = 6
Powered by MathCaptcha