KAMAKAMU – Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak brand di industri F&B yang berani mengambil langkah untuk berkolaborasi dengan merek lain. Strategi ini dikenal sebagai cobranding atau collaboration branding, yaitu kemitraan antara dua brand untuk menciptakan produk baru dengan tujuan meningkatkan volume penjualan, brand awareness, serta brand recognition.
Agar cobranding berhasil, diperlukan strategi yang tepat. Berikut enam langkah penting untuk menciptakan cobranding yang sukses sebagaimana dilansir dari YouTube Foodizz Channel.
1. Memilih Partner yang Tepat
Langkah pertama dalam strategi cobranding adalah mengidentifikasi dan memilih mitra yang cocok. Partner yang ideal harus memiliki target pasar, kepribadian merek, dan proposisi nilai yang selaras.
Selain itu, mencari mitra yang dapat melengkapi kekurangan juga menjadi strategi yang efektif, seperti memilih mitra dengan saluran distribusi yang berbeda, fitur produk unik, atau basis penggemar yang setia. Misalnya, brand F&B yang ingin menarik demografi lebih muda dapat bermitra dengan merek kosmetik atau aplikasi yang memiliki banyak pengikut dari kalangan tersebut.
Strategi Efektif Menghadapi Persaingan dalam Kategori Red Ocean
2. Menentukan Tujuan dan Metrik Cobranding
Setiap kampanye cobranding harus memiliki tujuan spesifik yang terukur, seperti meningkatkan penjualan atau brand awareness. Selain itu, diperlukan metrik yang jelas untuk mengukur dan mengevaluasi performa cobranding. Indikator keberhasilan dapat berupa peningkatan pendapatan, penjualan, atau engagement di media sosial. Kedua pihak yang berkolaborasi harus menyepakati tujuan dan metrik ini sebelum meluncurkan kampanye, serta berkomunikasi secara berkala untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian strategi jika diperlukan.
3. Mengembangkan Produk dan Strategi Pemasaran
Produk dan strategi pemasaran cobranding harus menampilkan keunggulan dari kedua brand serta memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Salah satu cara untuk menonjol adalah dengan menciptakan diferensiasi produk. Sebagai contoh, brand kopi yang bermitra dengan merek roti dapat menawarkan bundling produk berupa kopi dan roti yang dirancang khusus untuk pelanggan yang ingin sarapan praktis dan lezat. Strategi pemasaran juga harus mencerminkan sinergi antara kedua brand untuk menarik perhatian target pasar.
4. Merancang Identitas Cobranding
Identitas cobranding mencakup logo, nama, slogan, warna, font, dan tone of voice yang digunakan dalam komunikasi pemasaran. Penting bagi kedua brand untuk menciptakan identitas yang mencerminkan esensi dan nilai masing-masing, sekaligus menjaga kekonsistenan dan kohesi dalam kampanye. Contoh yang menarik adalah Starbucks, yang menggunakan bahasa ekspresif dan fungsional dalam komunikasinya, sehingga menciptakan hubungan emosional dengan pelanggan. Identitas cobranding yang kuat akan membantu membangun persepsi positif dan menghindari kebingungan di antara konsumen.
5. Mempromosikan Produk Cobranding
Setelah produk dan strategi pemasaran siap, langkah berikutnya adalah menyebarkan informasi ke pasar. Kampanye dapat dilakukan melalui media sosial, email marketing, endorsement influencer, atau bahkan siaran pers. Kedua brand dapat memanfaatkan kekuatan dan sumber daya masing-masing, seperti basis pelanggan yang sudah ada, relasi media, dan platform digital. Sebagai contoh, brand F&B yang bermitra dengan merek fashion dapat saling menandai di media sosial, mengirimkan email penawaran eksklusif, atau mengadakan giveaway bersama agar lebih banyak pelanggan mengetahui kolaborasi tersebut.
6. Mengevaluasi Hasil Cobranding
Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi kinerja cobranding berdasarkan tujuan dan metrik yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti survei pelanggan, laporan penjualan, dan analisis media sosial. Data tersebut dapat dibandingkan dengan kondisi sebelum cobranding dilakukan untuk mengukur efektivitas strategi. Selain itu, komunikasi dengan mitra juga penting untuk bertukar wawasan dan pembelajaran serta menentukan langkah selanjutnya—apakah melanjutkan, mengubah, atau mengakhiri kolaborasi. Sebagai contoh, brand fast food yang bermitra dengan pengembang game dapat mengevaluasi dampak kolaborasi dengan melihat tingkat pemesanan dan kepuasan pelanggan setelah kampanye berlangsung.
Kesimpulan
Cobranding merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan brand awareness dan penjualan, tetapi memerlukan perencanaan yang matang. Dengan memilih mitra yang tepat, menetapkan tujuan yang jelas, mengembangkan strategi pemasaran yang unik, serta melakukan evaluasi berkala, brand dapat memaksimalkan manfaat dari kolaborasi ini. Dengan mengikuti enam langkah di atas, setiap brand dapat menciptakan cobranding yang sukses dan memberikan nilai lebih bagi pelanggan.*