Cara Membangun Sistem Bisnis agar Berjalan Autopilot

  • Bagikan
Ilustrasi sistem bisnis Freepik
Ilustrasi sistem bisnis Freepik

KAMAKAMU – Banyak pemilik bisnis bermimpi memiliki usaha yang tetap berjalan meskipun mereka sedang tidur atau liburan. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan membangun sistem bisnis yang autopilot. Sistem ini memungkinkan sebuah bisnis berjalan tanpa kehadiran langsung pemiliknya. Selain memberikan kebebasan waktu, sistem yang baik juga membuat bisnis lebih mudah dijual atau dialihkan ke pihak lain.

Pendekatan Dasar: People dan Process

Dilansir dari YouTube Raymond Chin Membangun sistem dimulai dengan dua elemen utama: People (orang) dan Process (proses). Meski terlihat sederhana, elemen ini sangat penting untuk memastikan bisnis berjalan dengan efisien. Namun, langkah awal dalam membangun sistem adalah memahami proses end-to-end bisnis. Pemahaman ini mencakup semua tahapan, mulai dari awal hingga akhir operasional.

Langkah-Langkah Memetakan Proses Bisnis

Salah satu contohnya bisa dilihat pada bisnis agency. Di tahap awal, proses dimulai dari mencari klien (leads generation), melakukan meeting pertama, mengumpulkan kebutuhan proyek, mengirim proposal, hingga proses produksi dan pelaporan. Semua langkah ini harus dicatat dan dijadikan dokumen agar lebih mudah diidentifikasi mana yang memerlukan perbaikan.

Mengatasi Bottleneck dalam Bisnis

Selama proses berjalan, pasti akan ditemukan bottleneck, yaitu hambatan yang memperlambat alur kerja. Misalnya, bottleneck bisa terjadi pada tahap mencari klien atau proses produksi. Ketika bottleneck ditemukan, solusinya adalah mencari orang yang tepat untuk mengisi peran tersebut. Contohnya, jika hambatan terjadi pada tahap produksi, pemilik bisnis dapat merekrut seorang developer atau desainer untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Fokus pada Orang yang Tepat

Memilih orang yang tepat sangat penting untuk memastikan proses berjalan lancar. Namun, perekrutan harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan sampai terlalu cepat merekrut sebelum benar-benar dibutuhkan. Prinsip yang dianjurkan adalah reaktif: merekrut sesuai kebutuhan yang muncul berdasarkan bottleneck yang ditemukan.

Studi Kasus pada Bisnis Lain

Selain agency, bisnis lain seperti custom jewelry juga memerlukan sistem yang terstruktur. Sebagai contoh, bisnis seperti Shewears Gold memiliki proses mulai dari pembelian bahan mentah hingga pengiriman produk ke pelanggan. Dalam kasus ini, sistem dapat ditingkatkan dengan menggandeng pabrik yang mampu menangani seluruh proses, asalkan kebutuhan minimum produksi (MOQ) terpenuhi.

Mengembangkan Bisnis Lebih Lanjut

Tujuan utama dari membangun sistem adalah memberikan waktu bagi pemilik bisnis untuk fokus pada pengembangan usaha. Dengan adanya sistem yang berjalan secara autopilot, pemilik bisnis dapat lebih mudah memikirkan strategi baru, menciptakan produk inovatif, atau mengeksplorasi peluang pasar yang lebih luas tanpa terjebak dalam rutinitas operasional.

Kesimpulan

Setiap bisnis memiliki kebutuhan yang unik, sehingga pendekatan membangun sistem juga berbeda-beda. Namun, prinsip People dan Process tetap menjadi fondasi utama untuk memulai. Dengan memahami alur bisnis dan mengatasi bottleneck secara proaktif, sebuah bisnis dapat berkembang menjadi lebih efisien dan berkelanjutan.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

66 + = 70
Powered by MathCaptcha