KAMAKAMU – Ming Chee Chuang mungkin bukan nama yang sering didengar, tetapi kiprahnya memberikan kontribusi besar pada sejarah industri cokelat di Indonesia.
Pria asal Myanmar ini memutuskan untuk menetap di Indonesia pada akhir dekade 1940-an.
Dengan pandangan tajam terhadap peluang bisnis, ia melihat potensi besar dalam industri cokelat yang saat itu didominasi perusahaan Belanda.
Perjalanan Hidup Sudono Salim, dari Pekerja Pabrik hingga Menjadi Konglomerat Dunia
Langkah pertamanya dimulai dengan membeli perkebunan kakao kecil di Garut, Jawa Barat. Ia kemudian mengambil alih NV Ceres, perusahaan yang menjadi fondasi dari lahirnya salah satu merek cokelat ternama di Indonesia, SilverQueen.
Dengan sumber daya terbatas namun tekad yang besar, Ming Chee Chuang mulai merintis jalan menuju kesuksesan.
Tantangan Produksi di Iklim Tropis
Salah satu rintangan terbesar yang dihadapinya adalah kondisi iklim tropis di Indonesia. Produksi cokelat batangan seringkali terganggu karena produk mudah meleleh pada suhu panas.
Alih-alih menyerah, Ming Chee Chuang memilih mencari solusi. Ia menemukan formula unik dengan mencampurkan cokelat dengan kacang mede.
Inovasi ini tidak hanya memperkaya cita rasa cokelat, tetapi juga meningkatkan stabilitas produk sehingga lebih tahan terhadap suhu tinggi.
Pada dekade 1950-an, SilverQueen mulai memproduksi cokelat batangan yang langsung mendapatkan sambutan positif dari pasar lokal.
Momen besar datang pada tahun 1955 saat SilverQueen mendapatkan pesanan besar untuk Konferensi Asia Afrika. Pesanan ini menjadi titik balik yang memperkuat reputasi NV Ceres dan mengukuhkan posisi SilverQueen di pasar nasional.
Prinsip Kepemimpinan Tanpa PHK
Sebagai seorang pemimpin, Ming Chee Chuang dikenal memegang prinsip yang kokoh, terutama dalam memperlakukan karyawan. Ia percaya bahwa karyawan adalah aset paling berharga dalam menjalankan perusahaan.
Prinsip ini diterapkan dengan kebijakan yang unik: ia tidak pernah memecat karyawan kecuali dalam kasus luar biasa seperti pencurian atau karyawan meninggal dunia.
Komitmen ini menciptakan iklim kerja yang stabil dan kondusif, yang pada akhirnya turut mendukung keberhasilan SilverQueen di pasar.
Filosofi kepemimpinannya menginspirasi banyak pelaku bisnis lainnya untuk lebih menghargai peran sumber daya manusia dalam keberlangsungan perusahaan.
Regenerasi Kepemimpinan
Setelah berhasil membangun SilverQueen sebagai salah satu merek cokelat terkemuka, Ming Chee Chuang menyerahkan tanggung jawab kepemimpinan kepada generasi berikutnya.
Anak sulungnya, John Chuang, kini menjabat sebagai CEO yang memfokuskan diri pada aspek keuangan. Sementara itu, Joseph Chuang, adik John, mengelola divisi food service dan pabrik.
Di bawah kepemimpinan mereka, SilverQueen terus berkembang dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu merek cokelat favorit masyarakat Indonesia. Filosofi dan inovasi yang dirintis oleh Ming Chee Chuang tetap menjadi pondasi kuat dalam perjalanan SilverQueen di industri cokelat.*