Trik Investasi Berdasarkan Umur, Awas Jangan Salah!

  • Bagikan
Ilustrasi investor tua Freepik
Ilustrasi investor tua Freepik

KAMAKAMU – Bagi kamu yang baru memiliki KTP dan mulai memasuki usia dewasa, pertanyaan tentang investasi apa yang cocok sering kali muncul. Terlebih lagi, jika di usia 25-an kamu sudah memiliki tanggungan, tentu perencanaan keuangan dan investasi menjadi lebih penting.

Lalu, investasi apa yang sebaiknya dipilih agar kelak di usia 40-an kamu bisa menikmati hasilnya sebagai passive income? Berikut penjelasannya agar kamu dapat memilih investasi yang sesuai dengan tahapan hidupmu.

Dilansir dari YouTube Felicia Putri Tjiasaka Memulai investasi di usia muda memberikan keuntungan besar karena faktor waktu. Meski modalmu mungkin kecil dan pengetahuanmu terbatas, waktu yang panjang memberikan ruang untuk hasil investasi menggulung melalui konsep bunga berbunga.

Cara Cerdas Menyisihkan Rp300.000 untuk Investasi bagi Pemula

Contohnya, jika kamu memulai di usia 25 tahun dengan Rp1 juta per bulan di instrumen dengan return 10%, hasilnya di usia 55 tahun bisa mencapai Rp1,6 miliar.

Bandingkan dengan mereka yang mulai investasi lebih lambat, hasilnya tentu lebih kecil meski modal yang dikeluarkan lebih besar.

Di usia muda, fokus utamamu adalah membangun kebiasaan keuangan yang baik, seperti menyisihkan uang secara konsisten.

Mulailah dengan instrumen investasi yang risikonya rendah, seperti reksa dana pasar uang atau Surat Berharga Negara (SBN) ritel.

Selain itu, jangan lupa untuk menginvestasikan waktu dan usaha ke dalam pengembangan diri, seperti meningkatkan skill dan menemukan passion. Dengan begitu, kamu bisa memiliki modal yang lebih besar di masa depan.

Tahapan Berdasarkan Usia

1. Usia 18-25 Tahun: Fase Eksplorasi

Di fase ini, biasanya kamu baru memulai karier dan cenderung ingin menikmati hasil kerja keras untuk self-reward. Namun, penting untuk tetap menyisihkan sebagian penghasilan untuk investasi.

Mulailah dari investasi sederhana yang minim risiko agar kamu tidak kapok jika mengalami kerugian kecil. Misalnya, reksa dana pasar uang atau saham blue-chip seperti BCA atau BRI.

Jika kamu suka tantangan, instrumen seperti saham atau crypto bisa dicoba, namun pastikan untuk tetap belajar dan memahami risikonya.

Selain itu, manfaatkan waktu yang panjang untuk memaksimalkan hasil investasi. Ingat, semakin cepat kamu mulai, semakin besar hasil yang bisa kamu dapatkan di masa depan.

Jangan lupa, persiapkan dana darurat minimal tiga kali pengeluaran bulanan agar kamu lebih siap menghadapi situasi tak terduga.

2. Usia 25-40 Tahun: Fase Produktif

Di usia ini, kamu mungkin sudah memiliki tanggungan seperti keluarga atau cicilan. Prioritasmu adalah membangun stabilitas keuangan sambil tetap berinvestasi.

Jika di usia sebelumnya kamu cenderung agresif, kini saatnya mulai memperhatikan instrumen dengan risiko lebih rendah. Misalnya, obligasi, reksa dana pendapatan tetap, atau peer-to-peer lending.

Untuk kamu yang memiliki utang, alokasikan penghasilan dengan bijak. Sebagai contoh, dari gaji Rp5 juta per bulan, gunakan Rp500 ribu untuk cicilan, Rp1 juta untuk melunasi utang, dan Rp1 juta untuk investasi.

Sisanya bisa digunakan untuk kebutuhan lain, termasuk hiburan. Dengan cara ini, kamu tetap bisa memenuhi kebutuhan tanpa mengabaikan tujuan keuangan jangka panjang.

3. Usia 40 Tahun ke Atas: Fase Pensiun

Memasuki usia 40 tahun ke atas, fokus investasi berubah menjadi menjaga modal dan menikmati hasilnya. Instrumen dengan risiko rendah menjadi pilihan utama, seperti deposito, reksa dana pendapatan tetap, atau obligasi negara.

Tujuannya adalah memastikan keuangan tetap stabil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di usia ini, kamu juga bisa mulai memikirkan investasi untuk warisan, seperti properti atau bisnis yang bisa diteruskan oleh anak-anak.

Meski begitu, tetaplah berhati-hati dalam memilih instrumen. Hindari risiko tinggi yang bisa mengancam stabilitas keuangan keluarga.

Tips Memilih Investasi yang Tepat

Kenali Tujuan Keuangan

Setiap orang memiliki tujuan keuangan yang berbeda. Pastikan kamu memilih instrumen yang sesuai dengan tujuanmu, baik itu untuk jangka pendek maupun panjang.

Diversifikasi

Jangan taruh semua modal di satu tempat. Sebar investasi ke beberapa instrumen untuk mengurangi risiko.

Mulai dari yang Mudah

Jika kamu pemula, pilih instrumen seperti reksa dana atau obligasi. Setelah lebih paham, barulah coba instrumen dengan risiko lebih tinggi.

Konsisten dan Disiplin

Kebiasaan menyisihkan penghasilan untuk investasi secara konsisten akan memberikan hasil yang signifikan di masa depan.

Kesimpulan

Investasi adalah alat untuk mencapai tujuan keuanganmu dan memastikan uang bekerja untukmu, bukan sebaliknya. Apa pun tahapan hidupmu saat ini, tidak ada kata terlambat untuk memulai. Yang penting adalah mengenali karakter diri, tujuan keuangan, dan memilih instrumen yang sesuai. Dengan perencanaan yang matang, kamu bisa menciptakan passive income dan menikmati hidup yang lebih nyaman di masa pensiun.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

77 − = 68
Powered by MathCaptcha