Kritik Makan Siang Gratis, Siswa SMK Minta Maaf, Pengamat: Dirampas Hak Berpendapat!

  • Bagikan
Potret Siswa SMK Kritik Makan Siang Gratis
Potret Siswa SMK Kritik Makan Siang Gratis

KAMAKAMU – Insiden seorang siswa SMK di Bogor yang diminta menyampaikan permintaan maaf setelah mengomentari menu makan siang gratis mendapat perhatian dari penulis kenamaan Indonesia, Okky Madasari.

Dalam tanggapannya, Okky menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk perampasan hak siswa untuk menilai dan menyampaikan pendapat.

12 Rahasia Sukses Membuka Kedai Kopi Tanpa Harus Ahli dalam Dunia Kopi

“Diberi makan siang gratis, tapi dirampas haknya untuk berpikir, menilai, menyampaikan pendapat,” ujar Okky melalui pernyataan di akun X @okkymadasari, Selasa (9/1/2025).

Ia juga mempertanyakan sistem yang membuat individu, khususnya siswa, merasa takut untuk menyuarakan pandangan mereka.

“Terbungkam dan hidup dalam ketakutan?” tandasnya.

Video Kritik Menu Makan Siang yang Viral

Kasus ini bermula dari unggahan video seorang siswa bernama Rafi, yang memperlihatkan menu makan siang gratis yang menurutnya kurang memadai.

Dalam video tersebut, Rafi menunjukkan tempat makanan yang hanya berisi buah, susu, dan sayur. 

“Makan siang dari bapak Prabowo, makan gratis tapi lihat nih teman-teman,” ujarnya sembari memperlihatkan menu yang diterima.

Unggahan ini dengan cepat menyebar luas di media sosial, memicu beragam tanggapan dari masyarakat.

Banyak pihak yang memberikan dukungan, namun tidak sedikit pula yang mengkritik tindakan Rafi.

Klarifikasi dan Permintaan Maaf

Setelah video tersebut viral, Rafi diminta membuat klarifikasi. Dalam video permintaan maafnya, ia menjelaskan bahwa kejadian tersebut sudah ditindaklanjuti oleh pihak penyelenggara.

“Dalam video tersebut terdapat teman saya yang mendapatkan makan gratis tetapi porsinya tidak sesuai dengan teman-teman lainnya,” ucap Rafi.

Ia menambahkan bahwa menu makan siang tersebut telah diganti dengan porsi yang dianggap lebih memadai.

“Di sini saya ingin meminta maaf atas kejadian tersebut, di mana kejadian tersebut telah diganti pihak penyelenggara dengan porsi yang sesuai,” imbuhnya.

Rafi juga menyampaikan permintaan maaf kepada pihak-pihak yang merasa dirugikan, terutama Partai Gerindra.

“Saya juga meminta maaf kepada pihak yang merasa dirugikan, terutama Partai Gerindra, saya meminta maaf sebesar-besarnya,” tuturnya.

Reaksi Publik dan Sorotan Hak Kebebasan Berpendapat

Kasus ini memancing diskusi lebih luas mengenai kebebasan berpendapat, terutama di kalangan pelajar.

Okky Madasari, dalam pernyataannya, menekankan bahwa kebebasan berpikir dan menilai merupakan hak dasar yang tidak seharusnya dibungkam.

Tindak lanjut yang memaksa seorang siswa untuk meminta maaf atas opininya memunculkan kekhawatiran akan budaya yang membatasi ruang dialog di tengah masyarakat.

Unggahan video klarifikasi Rafi juga mendapat beragam tanggapan. Beberapa pihak menilai permintaan maaf tersebut sebagai langkah untuk meredakan situasi, sementara yang lain menganggapnya sebagai bukti tekanan sosial yang dihadapi generasi muda saat ini.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− 1 = 3
Powered by MathCaptcha