KAMAKAMU – Berinvestasi kini menjadi pilihan banyak orang untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang. Namun, agar investasi berjalan optimal, memilih strategi yang tepat sangat penting.
Dua strategi yang umum digunakan adalah Lamsam dan Dollar Cost Averaging (DCA). Artikel ini akan membahas keduanya secara mendalam untuk membantumu menentukan pilihan yang paling sesuai.
Strategi Bisnis Berdasarkan Perubahan Perilaku Konsumen di 2025
1. Strategi Lamsam (Investasi Sekaligus di Awal)
Dilansir dari YouTube Bibit Strategi Lamsam dilakukan dengan menempatkan seluruh modal investasi secara sekaligus di awal.
Strategi ini cocok untuk instrumen investasi dengan pergerakan harga yang stabil dan cenderung naik, seperti reksadana pasar uang.
Dengan membeli di harga bawah, potensi keuntungan akan lebih optimal saat harga naik.
Namun, jika diterapkan pada instrumen yang fluktuatif seperti saham, risiko kerugian cukup besar jika pembelian dilakukan di waktu yang kurang tepat.
Oleh karena itu, strategi ini lebih ideal untuk investor yang yakin terhadap analisis pasar atau memilih instrumen dengan pergerakan stabil.
2. Strategi Dollar Cost Averaging (Investasi Rutin)
Dollar Cost Averaging adalah strategi investasi dengan cara menginvestasikan sejumlah uang secara rutin dalam nominal yang sama.
Strategi ini cocok untukmu yang ingin menghindari keputusan emosional, karena tidak perlu khawatir dengan fluktuasi harga.
Kamu bisa memilih frekuensi investasi harian, mingguan, atau bulanan sesuai kenyamanan.
Strategi DCA sangat efektif pada instrumen investasi yang berfluktuasi, seperti reksadana saham, obligasi, atau saham.
Dengan membeli secara rutin, kamu mendapatkan harga rata-rata sehingga potensi keuntungan lebih stabil dibanding mencoba menebak waktu terbaik untuk membeli.
Pentingnya Diversifikasi Investasi
Selain memilih strategi, diversifikasi juga tak kalah penting. Prinsip “Don’t put your eggs in one basket” relevan dalam investasi.
Diversifikasi bertujuan mengurangi risiko dengan menyebarkan dana ke berbagai instrumen, seperti deposito, surat utang negara, dan saham.
Misalnya, ketika harga saham turun, kamu tetap mendapatkan keuntungan dari deposito atau surat utang negara yang memberikan imbal hasil secara berkala.
Diversifikasi juga dapat dilakukan dalam satu jenis instrumen, seperti membeli beberapa jenis saham untuk mengurangi potensi kerugian.
Kesimpulan
Baik strategi Lamsam maupun DCA memiliki keunggulan masing-masing yang dapat disesuaikan dengan kebutuhanmu.
Namun, untuk mengurangi risiko, diversifikasi tetap menjadi langkah yang bijak. Dengan menerapkan strategi dan diversifikasi, investasi yang kamu lakukan bisa lebih optimal dan risikonya lebih terukur.*