3 Risiko Eksternal Investasi yang Bisa Bikin Bangkrut

  • Bagikan
Ilustrasi risiko investasi Freepik kuest1
Ilustrasi risiko investasi Freepik kuest1

KAMAKAMU – Investasi selalu menjadi topik yang menarik, terutama dengan berbagai potensi keuntungan yang ditawarkan. Namun, penting untuk memahami bahwa setiap investasi juga membawa risiko.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga jenis risiko utama dalam investasi, yaitu risiko pasar, risiko broker, dan risiko nilai tukar. Selain itu, akan dijelaskan pula langkah-langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan dampak risiko tersebut.

Mengapa Milenial dan Gen Z Sulit Membeli Rumah? Solusinya Ada di Sini!

1. Risiko Pasar

Dilansir dari YouTube Duit Pintar Risiko pasar mencakup berbagai aspek yang berkaitan langsung dengan dinamika pasar, seperti volatilitas harga, likuiditas, dan pengaruh manajemen terhadap aset tertentu. Volatilitas harga mengacu pada perubahan harga yang tajam dalam waktu singkat.

Hal ini bisa menjadi peluang bagi trader jangka pendek, namun juga dapat menjadi risiko besar bagi mereka yang tidak siap menghadapi fluktuasi signifikan.

Selain itu, risiko likuiditas sering kali diabaikan, padahal likuiditas menentukan seberapa mudah aset dapat dicairkan. Tanpa likuiditas yang memadai, keuntungan yang diperoleh hanya akan menjadi angka di atas kertas.

Untuk mengurangi risiko pasar, diversifikasi portofolio adalah langkah utama. Dengan memiliki aset dari berbagai kelas, investor dapat membatasi dampak dari fluktuasi harga di satu jenis aset tertentu. Selain itu, pastikan untuk memeriksa likuiditas aset sebelum berinvestasi.

2. Risiko Broker

Risiko broker muncul dari aktivitas perantara yang tidak transparan atau tidak teregulasi. Beberapa contoh risiko ini termasuk manipulasi harga, penahanan dana, atau bahkan ketidakmampuan broker untuk memenuhi kewajiban mereka. Meskipun risiko ini jarang terjadi di sekuritas saham Indonesia, aset yang kurang teregulasi seperti mata uang kripto lebih rentan terhadap masalah ini.

Untuk memitigasi risiko broker, pilihlah perantara yang sudah memiliki reputasi baik dan diatur oleh otoritas resmi. Hindari menyimpan semua dana di satu broker, dan sebisa mungkin investasikan dana pada aset yang sudah memiliki regulasi jelas.

3. Risiko Nilai Tukar

Risiko nilai tukar biasanya terjadi pada investasi yang berbasis mata uang asing. Misalnya, saat nilai tukar mata uang asing naik, investor bisa mendapat keuntungan. Namun, keuntungan ini dapat tergerus oleh inflasi atau penurunan daya beli. Oleh karena itu, investasi dalam mata uang asing memerlukan perhitungan matang.

Langkah untuk mengurangi risiko ini adalah dengan membatasi porsi investasi pada aset berbasis mata uang asing. Fokus pada diversifikasi yang seimbang antara aset domestik dan asing untuk menjaga stabilitas portofolio.

Strategi untuk Mengelola Risiko

1. Diversifikasi dan Alokasi Aset

Sebar investasi pada berbagai kelas aset untuk meminimalkan dampak risiko. Misalnya, kombinasi antara saham, obligasi, dan aset kripto dapat membantu mengurangi kerugian.

2. Kurangi Eksposur Mata Uang Asing

Jika investasi dalam mata uang asing dirasa terlalu berisiko, pertimbangkan untuk mengurangi porsinya.

3. Lakukan Penilaian Profil Risiko

Pahami sejauh mana Kamu dapat menerima risiko dalam investasi. Profil risiko ini akan membantu menentukan jenis aset yang cocok untuk Kamu.

Kesimpulan

Risiko dalam investasi adalah hal yang tidak dapat dihindari sepenuhnya. Namun, dengan strategi yang tepat seperti diversifikasi, pemilihan broker yang terpercaya, dan pengelolaan aset berbasis mata uang asing, risiko tersebut dapat diminimalkan.

Ingat, fokuslah pada pengelolaan risiko sebelum mengejar potensi keuntungan. Dengan pendekatan yang hati-hati, Kamu dapat meraih hasil maksimal dari investasi yang Kamu lakukan.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− 7 = 1
Powered by MathCaptcha