KAMAKAMU – Kondisi darurat bisa terjadi kapan saja tanpa kita duga. Saat menghadapi situasi seperti ini, memiliki dana darurat menjadi hal yang sangat krusial. Dana ini berfungsi sebagai penyangga agar kita tidak kebingungan mencari solusi keuangan ketika keadaan mendesak terjadi, seperti kehilangan pekerjaan, perbaikan rumah mendadak, atau kebutuhan darurat lainnya.
Opsi Investasi Menjanjikan di Tahun 2025, Ada yang 8 Persen!
Berapa Besar Dana Darurat yang Dibutuhkan?
Dilansir dari YouTube Duit Pintar Idealnya, dana darurat yang disiapkan adalah sebesar 6 hingga 12 kali pengeluaran bulanan. Jumlah ini cukup untuk menutupi kebutuhan selama beberapa bulan jika terjadi kondisi tak terduga. Namun, bagi yang memiliki kemampuan lebih, menabung hingga 6 hingga 12 kali penghasilan bulanan tentu menjadi langkah yang lebih aman.
Investasi untuk Dana Darurat, Apakah Bisa?
Beberapa orang bertanya, apakah dana darurat bisa diinvestasikan? Jawabannya adalah bisa, tetapi harus dilakukan pada instrumen yang tepat. Penting untuk menghindari risiko tinggi karena dana ini harus tetap aman dan mudah diakses saat dibutuhkan. Oleh karena itu, investasi untuk dana darurat harus berbeda dari investasi biasa yang cenderung lebih berisiko.
Metode Dollar Cost Averaging (DCA)
Salah satu cara menabung dana darurat yang efektif adalah menggunakan metode Dollar Cost Averaging (DCA). Dengan DCA, kita menabung atau berinvestasi secara berkala dengan jumlah tetap tanpa memedulikan fluktuasi harga. Misalnya, setiap bulan menyisihkan Rp200.000 hingga mencapai target dana darurat sesuai kebutuhan, yaitu minimal 6 hingga 12 kali pengeluaran bulanan.
Instrumen Investasi yang Stabil untuk Dana Darurat
Pilihan instrumen untuk menyimpan dana darurat sebaiknya memiliki risiko rendah dan volatilitas kecil. Dua opsi utama yang bisa dipertimbangkan adalah:
1. Deposito
Deposito menawarkan bunga stabil meskipun tidak terlalu besar, yaitu sekitar 4% per tahun setelah dipotong pajak. Keuntungan ini cukup untuk menjaga nilai uang dari inflasi.
2. Reksa Dana Pasar Uang
Instrumen ini memiliki volatilitas yang sangat rendah dan hampir tidak terpengaruh oleh kondisi pasar. Sebagian kecil dana darurat, sekitar 20-25%, juga bisa dialokasikan ke reksa dana pendapatan tetap untuk imbal hasil yang sedikit lebih tinggi, namun tetap aman.
Hindari Spekulasi dengan Dana Darurat
Kesalahan yang sering terjadi adalah menggunakan dana darurat untuk investasi berisiko tinggi, seperti saham. Misalnya, saat pasar saham anjlok 20%, dana darurat juga ikut tergerus. Kondisi seperti ini justru akan menambah beban psikologis ketika kita sedang membutuhkan dana tersebut.
Fungsi Dana Darurat di Masa Krisis
Dana darurat sangat bermanfaat, terutama saat kondisi tak terduga seperti pandemi. Misalnya, jika terjadi pemutusan hubungan kerja, dana ini bisa digunakan untuk kebutuhan hidup sementara, termasuk memulai usaha kecil dari rumah. Selain itu, dana darurat juga bisa digunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti perbaikan rumah atau kendaraan.
Kombinasi dengan Kartu Kredit
Bagi yang menyimpan dana darurat di instrumen seperti reksa dana, penarikan dana mungkin membutuhkan waktu. Dalam situasi ini, kartu kredit bisa digunakan sebagai solusi sementara. Dengan masa tenggang pembayaran hingga 45 hari, kita memiliki waktu untuk mencairkan dana darurat tanpa menambah tekanan keuangan.
Kesimpulan
Dana darurat adalah elemen penting dalam perencanaan keuangan yang tidak boleh diabaikan. Menyimpannya di instrumen yang aman dan stabil, seperti deposito atau reksa dana pasar uang, memastikan dana ini selalu siap digunakan saat dibutuhkan. Dengan perencanaan yang matang dan metode investasi yang tepat, kita dapat menghadapi kondisi darurat dengan lebih tenang dan percaya diri.*