KAMAKAMU – Investasi saham bisa menjadi peluang yang sangat menguntungkan jika dilakukan dengan strategi yang tepat. Namun, banyak investor pemula sering terjebak dalam kesalahan yang bisa mengakibatkan kerugian besar, bahkan hingga ratusan juta Rupiah.
Belajar dari pengalaman investor lain, termasuk kesalahan yang pernah mereka lakukan, bisa menjadi langkah awal untuk menghindari hal serupa.
Berikut adalah lima kesalahan umum yang sering dilakukan investor pemula dan cara menghindarinya:
1. Terlalu Fokus pada Rasio Keuangan Tanpa Memahami Bisnis
Dilansir dari YouTube Doddy Bicara Investasi Banyak investor pemula terjebak dengan menganalisis saham hanya dari rasio keuangan seperti Price to Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), atau Return on Equity (ROE). Ketergantungan berlebihan pada angka-angka ini tanpa memahami model dan siklus bisnis perusahaan dapat menjadi bumerang.
5 Rekomendasi Laptop Terbaik di Rentang Harga 10 Jutaan Akhir 2024
Contohnya, perusahaan dengan rasio PBV rendah sering dianggap murah, padahal bisa saja bisnisnya sedang menghadapi masalah besar. Memahami bagaimana perusahaan menghasilkan pendapatan, keunggulan kompetitifnya, serta risiko dan peluang di industrinya adalah langkah krusial sebelum berinvestasi.
2. Mencampur Strategi Fundamental dan Teknikal
Meskipun analisis fundamental dan teknikal memiliki fungsi masing-masing, mencampurkan keduanya tanpa pemahaman yang jelas bisa menimbulkan konflik. Sebagai contoh, investor yang menemukan saham bagus dan murah secara fundamental sering ragu membeli karena analisis teknikal menunjukkan sinyal bearish.
Bagi investor yang berorientasi jangka panjang, fokuslah pada analisis bisnis dan aspek fundamental. Jika tujuannya adalah trading, maka analisis teknikal mungkin lebih relevan.
3. Overdiversifikasi Portofolio
Diversifikasi adalah strategi penting untuk mengurangi risiko, tetapi terlalu banyak memiliki saham dalam portofolio dapat mengurangi potensi keuntungan. Investor pemula sering menganggap bahwa memiliki banyak saham berarti lebih aman, padahal hal ini justru bisa membatasi pertumbuhan portofolio.
Sebaiknya, fokus pada 3-4 saham yang telah dianalisis mendalam. Dengan begitu, setiap kenaikan harga saham memiliki dampak signifikan terhadap total portofolio.
4. Menggunakan Strategi Dollar Cost Averaging Secara Membabi Buta
Dollar Cost Averaging (DCA) adalah strategi investasi dengan membeli saham secara rutin tanpa memandang harga. Strategi ini cocok untuk investor yang ingin investasi santai dan tidak memiliki waktu untuk memantau pasar. Namun, bagi investor yang memahami pasar, DCA bisa merugikan karena tidak mempertimbangkan valuasi saham.
Sebagai contoh, membeli saham yang overvalued secara rutin hanya akan meningkatkan harga rata-rata pembelian, sehingga mengurangi potensi keuntungan. Fokuslah pada saham dengan diskon besar dari nilai wajarnya.
5. Berada di Komunitas Saham yang Tidak Tepat
Komunitas saham bisa menjadi tempat belajar yang baik, tetapi tidak semua komunitas memberikan manfaat. Beberapa grup saham hanya menyebarkan rumor atau rekomendasi tanpa dasar yang kuat. Bahkan, ada grup yang digunakan untuk pompom saham, di mana anggota menjadi exit liquidity bagi pendiri grup.
Pastikan bergabung dengan komunitas yang berbasis analisis mendalam dan data faktual. Hindari grup yang fokus pada spekulasi tanpa memberikan edukasi yang berarti.
Kesimpulan
Menghindari lima kesalahan investasi saham di atas dapat membantu investor meningkatkan peluang sukses di tahun 2024. Dengan fokus pada pemahaman bisnis, menggunakan strategi investasi yang sesuai, dan bergabung dengan komunitas yang positif, investor dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan. Belajar dari pengalaman orang lain adalah salah satu kunci untuk mengembangkan portofolio yang sehat dan berkelanjutan.