KAMAKAMU – Kabar baik buat kita para pekerja dengan gaji UMR! Tahun 2025 dimulai dengan sedikit senyuman karena UMP resmi naik.
DKI Jakarta bahkan menembus angka 5 juta rupiah, menjadikannya provinsi dengan UMP tertinggi.
Sayangnya, senyum kita mungkin cuma sebentar, karena faktanya masih banyak pekerja yang gajinya di bawah UMP.
Novel Baswedan: Hasto Harusnya Jadi Tersangka Sejak 2020
Lebih parahnya lagi, kenaikan harga barang melaju kencang. Dulu, dengan 8.500 rupiah, kita bisa bawa pulang sekilo beras.
Sekarang? Butuh sekitar 15.200 rupiah! Kenaikan ini terjadi di semua aspek, bukan cuma bahan pokok. Inilah yang sering kita sebut inflasi.
Penyebab Inflasi dan Dampaknya
Kenapa sih inflasi terjadi? Sebagaimana dilansir dari YouTube Felicia Putri Tjiasaka Salah satu penyebabnya adalah mata uang rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika. Selain itu, biaya logistik di Indonesia juga masih mahal.
Rupiah melemah karena kita banyak impor, mulai dari minyak sampai bahan baku. Impor ini biasanya dibayar pakai dolar Amerika.
Jadi, kita harus jual rupiah untuk beli dolar. Semakin banyak impor, semakin banyak rupiah yang dijual, dan akhirnya rupiah makin melemah.
Bahan baku impor yang mahal akan mempengaruhi biaya produksi di dalam negeri. Dampaknya? Harga jual produk ikut naik. Masalahnya, bukan cuma harga barang yang naik, gaya hidup juga ikut-ikutan.
Pengaruh Gaya Hidup dan Kenaikan Harga Aset
Coba tengok data ini, 179 juta orang Indonesia belanja online sepanjang tahun 2022, dengan total belanja mencapai 851 triliun rupiah! Rata-rata, setiap orang menghabiskan 4,5 juta rupiah per tahun untuk belanja online.
Tren belanja online ini memang meningkat sejak pandemi, dan terus berlanjut hingga sekarang. Akses yang mudah dan murah membuat kita semakin konsumtif. Belum lagi kebiasaan nongkrong di kafe, ngemall, cobain makanan viral, nonton konser, dan healing. Semua itu jadi kebutuhan “wajib” generasi kita.
Gaya hidup seperti ini membuat biaya hidup di Jakarta, misalnya, bisa mencapai 15 juta rupiah per bulan. Parahnya lagi, bukan cuma harga barang dan gaya hidup yang naik, harga aset seperti rumah dan kendaraan juga ikut naik. Kenaikan harga properti bahkan bisa mencapai 10-15% per tahun.
Strategi Memaksimalkan Gaji UMR
Dengan kondisi seperti ini, gimana caranya kita bisa bertahan dengan gaji UMR? Jangan khawatir, ada tiga strategi yang bisa kamu coba:
1. Bersiap untuk Skenario Terburuk
PHK masih menghantui dunia kerja. Di tahun 2023, ada 42.000 karyawan Indonesia yang terkena PHK, naik hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Belum lagi prediksi World Economic Forum yang menyebutkan 43% pekerjaan akan digantikan mesin di tahun 2027.
Meskipun terdengar menakutkan, kita harus bersiap untuk skenario terburuk. Pastikan kamu punya dana darurat yang cukup. Sisihkan 10% dari gaji untuk ditabung. Sisanya, bisa kamu gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
2. Tingkatkan Pendapatan
Berhemat memang penting, tapi menambah penghasilan juga penting. Saat ini, banyak milenial dan Gen Z yang punya side hustle di luar pekerjaan utama. Kamu bisa coba berbagai cara untuk menambah penghasilan, mulai dari freelance, berjualan online, hingga menjadi content creator.
3. Mulai Investasi
Setelah cash flow aman, tidak ada hutang konsumtif, dan dana darurat terpenuhi, saatnya kamu mulai investasi. Ada beberapa pilihan investasi yang bisa kamu coba, seperti deposito, reksadana pasar uang, dan saham.
Deposito bisa jadi pilihan yang aman, apalagi dengan suku bunga BI yang sedang tinggi. Reksadana pasar uang juga termasuk investasi low risk yang cocok untuk pemula.
Jika ingin mencoba saham, kamu bisa mulai dari sektor perbankan, seperti BCA atau BRI. Kamu juga bisa mencoba saham luar negeri dengan modal yang lebih terjangkau.
Ingat, jangan jadikan gaji UMR sebagai alasan untuk tidak menabung dan investasi. Mulai saja dari apa yang kamu bisa. Dengan belajar mengelola keuangan, kamu bisa mencapai tujuan finansialmu.***
