9 Kebiasaan yang Membuat Uang Habis Sebelum Akhir Bulan

  • Bagikan
Ilustrasi belanja yang impulsif Freepik
Ilustrasi belanja yang impulsif Freepik

KAMAKAMU – Pernahkah kamu merasa heran mengapa uang gaji atau hasil usaha terasa cepat habis sebelum akhir bulan?

Bahkan, tagihan kartu kredit seringkali muncul dalam jumlah besar dan hanya mampu dibayar minimum.

Membayar minimum payment hanya berarti melunasi bunga, sementara utang pokok terus bertambah.

9 Teknik Jitu Bikin Margin Penjualan Tinggi di 2025

Berikut sembilan kebiasaan yang mungkin menjadi penyebab utangmu menumpuk tanpa disadari.

1. Memesan Makanan Lewat Aplikasi

Dilansir dari YouTube Tonny Hermawan Adikarjo Marketplace yang menawarkan diskon besar dan free ongkir sering membuat orang lebih memilih memesan makanan secara online daripada memasak sendiri.

Awalnya terlihat praktis, tetapi jika dilakukan hampir setiap hari, pengeluaran ini bisa membengkak.

Biaya kecil ini, jika diakumulasi dalam sebulan, bisa mencapai angka yang signifikan.

2. Nongkrong di Kafe atau Warung Kopi

Budaya nongkrong di kafe kini menjadi bagian dari gaya hidup, terutama di kalangan anak muda. Kebiasaan ini sering kali menguras dompet.

Secangkir kopi di kafe murah mungkin hanya 20 ribu, tetapi di tempat premium bisa mencapai 70 ribu. Jika ditambah camilan, pengeluaran sosial ini pun semakin besar.

3. Tergiur Diskon Belanja Online

Diskon besar, terutama saat promo tanggal kembar, kerap menggoda untuk membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan.

Barang-barang ini akhirnya menumpuk atau tidak terpakai. Akibatnya, uang yang seharusnya bisa ditabung habis untuk hal yang kurang bermanfaat.

4. Belanja Impulsif di Supermarket

Supermarket memiliki strategi penataan barang yang menggoda. Snack, permen, dan minuman dingin sering ditempatkan di dekat kasir atau eskalator untuk menarik perhatian.

Hal ini memicu belanja impulsif, terutama jika anak kecil ikut berbelanja dan meminta sesuatu.

5. Makan di Restoran Cepat Saji

Diskon kartu kredit di restoran sering kali menggoda untuk makan di luar. Restoran cepat saji dengan area bermain untuk anak menjadi pilihan keluarga, tetapi pengeluaran makan yang seharusnya bisa diminimalkan malah membengkak.

6. Membeli Barang demi Gengsi

Gaya hidup konsumtif seperti membeli barang branded atau gonta-ganti gadget demi gengsi juga menjadi penyebab boros.

Meskipun barang tersebut tidak benar-benar dibutuhkan, promosi cicilan nol persen sering kali menjadi godaan besar.

7. Liburan Tanpa Perencanaan Matang

Penawaran liburan dengan cicilan membuat banyak orang memilih berlibur tanpa memikirkan dampak finansialnya.

Alih-alih menjadi refreshing, utang yang muncul justru menambah beban pikiran berbulan-bulan setelahnya.

8. Mudah Berutang

Kemudahan mengakses pinjaman online atau kartu kredit dengan bunga rendah menjadi jebakan tersendiri.

Meski terlihat menggiurkan, cicilan bulanan akhirnya mengurangi alokasi keuangan yang seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan lain.

9. Tergiur Investasi Bodong

Keinginan mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat sering kali membuat orang terjebak investasi bodong.

Janji imbal hasil tinggi tanpa risiko sebenarnya adalah tanda bahaya yang harus dihindari. Namun, banyak yang tidak menyadari risiko besar di balik tawaran tersebut.

Kesimpulan

Agar keuangan tetap terkendali, penting untuk mencatat setiap pengeluaran. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui kebiasaan apa saja yang perlu diubah.

Selain itu, membagi pengeluaran ke dalam lima pos keuangan juga bisa membantu. Mulai kelola keuanganmu dengan lebih bijak demi masa depan yang cerah.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

74 − 65 =
Powered by MathCaptcha