KAMAKAMU – Berinvestasi di pasar saham memberikan peluang keuntungan besar, tetapi risiko yang mengintai sering kali menyebabkan banyak trader dan investor merasa stres.
Fenomena “saham nyangkut” menghantui mereka yang menggunakan uang kebutuhan rumah tangga, operasional bisnis, atau bahkan utang, alih-alih dana idle atau uang dingin.
Penyebab Saham Nyangkut
1. Kurangnya Teliti Sebelum Investasi
Dilansir dari YouTube Tonny Hermawan Adikarjo Banyak investor membeli saham berdasarkan rekomendasi teman, influencer, atau berita tanpa analisis mendalam. Mereka sering kali tergoda membeli saham yang telah naik drastis tanpa memperhatikan potensi koreksi.
2. Tidak Memahami Siklus Ekonomi
Ketakutan kehilangan peluang (FOMO) sering mendorong trader membeli saham saat harga sedang tinggi. Kondisi overbought dalam analisis teknikal, di mana harga saham naik terlalu cepat, rentan terhadap koreksi akibat aksi ambil untung.
Prabowo Subianto Kritik Dunia Muslim yang Terpecah di Hadapan Pemimpin Dunia
3. Minimnya Pengetahuan dan Analisis
Investor sering kali membeli saham dengan kinerja keuangan buruk, bisnis yang menurun, atau grafik harga yang sedang downtrend tanpa melakukan analisis fundamental maupun teknikal.
4. Terjebak Saham Gorengan
Saham dengan likuiditas rendah sering dimanipulasi oleh pelaku pasar besar. Harga mudah naik-turun tajam, membuat trader kesulitan menjual saham saat dibutuhkan.
5. Mengandalkan Rumor dan Berita
Rumor palsu atau informasi basi dapat menjebak trader. Fenomena “sell on news” sering terjadi, di mana saham justru turun setelah berita positif dirilis.
6. Tidak Memiliki Trading Plan
Emosi seperti ketakutan, keserakahan, dan harapan berlebihan sering kali mengganggu keputusan rasional. Banyak trader yang tidak disiplin melakukan cut loss atau terlalu percaya diri pada analisis mereka.
7. Mengabaikan Manajemen Risiko
Tidak menentukan level stop loss atau fokus pada satu saham saja tanpa diversifikasi membuat kerugian semakin besar jika harga saham turun.
Solusi Mengatasi Saham Nyangkut
1. Teliti Sebelum Membeli
Lakukan analisis fundamental dan teknikal sebelum membeli saham. Periksa indikator seperti RSI, MACD, atau rasio keuangan seperti price-to-book value dan debt-to-equity ratio.
2. Hindari FOMO
Jangan terburu-buru membeli saham yang telah naik drastis. Tunggu koreksi atau cari saham lain yang memiliki potensi lebih besar.
3. Diversifikasi Portofolio
Sebar investasi pada beberapa saham untuk mengurangi risiko. Hindari menaruh semua dana pada satu saham saja.
4. Disiplin dengan Trading Plan
Tetapkan target keuntungan dan batas kerugian sejak awal. Jika harga mencapai level stop loss, segera lakukan cut loss untuk menghindari kerugian lebih besar.
5. Hindari Saham Gorengan
Pilih saham dengan likuiditas tinggi dan fundamental yang baik. Hindari saham yang mudah dimanipulasi oleh pelaku pasar besar.
6. Jangan Terlalu Bergantung pada Rumor
Selalu verifikasi informasi sebelum mengambil keputusan. Pastikan berita atau rumor didukung oleh data yang valid.
7. Gunakan Uang Dingin
Hindari menggunakan uang kebutuhan rumah tangga, utang, atau margin trading. Berinvestasi dengan uang dingin membuat keputusan lebih rasional.
Kesimpulan
Menghindari saham nyangkut memerlukan disiplin, pengetahuan, dan manajemen risiko yang baik. Dengan memahami penyebab dan solusi di atas, investor dapat memaksimalkan potensi keuntungan sekaligus meminimalkan risiko. Selalu prioritaskan analisis yang mendalam dan keputusan investasi yang bijak.*