Kenapa Mayoritas UMKM Gagal? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

  • Bagikan
Ilustrasi perempuan yang sedang membungkus produk umkmnya Freepik
Ilustrasi perempuan yang sedang membungkus produk umkmnya Freepik

KAMAKAMU – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.

Dengan total kontribusi hingga Rp8.500 triliun per tahun terhadap PDB, UMKM punya potensi yang sangat besar.

Tapi, mengapa banyak dari mereka gagal? Statistik menunjukkan bahwa 2 dari 3 bisnis baru tidak mampu bertahan dalam jangka panjang.

Cara Naikin Omset Penjualan di Tahun 2025 dengan Membangun Tim Solid

Di artikel ini, kita akan bahas tiga alasan utama kenapa UMKM gagal, khususnya dari sisi daya saing (competitiveness), serta langkah-langkah praktis yang bisa kamu ambil untuk menghindarinya.

1. Kurangnya Digitalisasi

Kamu pasti sadar bahwa banyak hal di sekitar kita sudah serba digital. Tapi, tahukah kamu kalau hanya 8% UMKM di Indonesia yang sudah mengadopsi digitalisasi? Bandingkan dengan Vietnam (35%) atau Singapura (65%). 

Dilansir dari YouTube Raymond Chin Banyak UMKM di Indonesia masih menggunakan cara-cara tradisional, seperti mengandalkan toko fisik dan berharap pelanggan datang sendiri.

Apa solusinya? Mulailah dari aspek marketing. Buka akun media sosial untuk bisnis kamu, coba jualan lewat platform e-commerce, atau bahkan lakukan live selling di TikTok. Contohnya, ada bisnis yang omzetnya miliaran hanya dengan live di TikTok selama 24/7.

Langkah berikutnya adalah digitalisasi operasional. Manfaatkan alat gratis untuk mengelola inventaris, pencatatan penjualan, hingga laporan keuangan. Dengan digitalisasi, kamu bisa meningkatkan efisiensi hingga 50-90%.

2. Minimnya Perencanaan Bisnis

Hanya 17% pelaku UMKM di Indonesia yang memiliki rencana bisnis formal. Padahal, rencana bisnis adalah fondasi untuk menentukan langkah dan strategi yang terarah. Tanpa rencana, bisnis cenderung hanya mengandalkan perasaan atau tebakan semata.

Coba luangkan waktu untuk membuat business plan. Dengan perencanaan yang jelas, kamu bisa menentukan pasar yang ingin kamu sasar, strategi pemasaran, hingga cara bersaing dengan perusahaan besar.

Ingat, bisnis kecil punya keunggulan: lebih cepat beradaptasi dibandingkan perusahaan besar yang sering terkendala birokrasi.

3. Sulit Menangkap Tren

Tren adalah cerminan dari perubahan perilaku konsumen. Sayangnya, hanya 10% UMKM di Indonesia yang menggunakan alat seperti Google Trends atau Google Analytics untuk memahami perilaku pelanggan.

Bahkan, 74% UMKM tidak pernah melakukan riset pasar sebelum meluncurkan produk baru.

Kamu tidak perlu mengikuti setiap tren yang muncul, tapi penting untuk tetap relevan. Contohnya, jika bisnis kamu menjual makanan khas Padang, kamu bisa memanfaatkan tren pop culture dengan membuat kampanye kreatif seperti “Makanan Padang X Film Populer.”

Lakukan riset pasar, wawancara pelanggan, atau diskusi kelompok terarah (FGD) untuk mendapatkan wawasan lebih dalam.

Pentingnya Data dalam Bisnis

Setelah bisnis kamu beralih ke digital, manfaatkan data untuk mengambil keputusan. Analisis data membantu kamu memahami produk mana yang laris, kampanye mana yang efektif, hingga pola pembelian pelanggan.

UMKM yang memanfaatkan data digital cenderung memiliki profit lebih besar dibandingkan yang hanya mengandalkan feeling.

Bersaing dengan Perusahaan Besar? Bisa!

Jangan takut bersaing dengan perusahaan besar. UMKM punya keunggulan dalam fleksibilitas dan kecepatan.

Kunci utamanya adalah fokus pada pasar yang niche dan buat strategi yang solid. Dengan begitu, kamu bisa menarik perhatian pelanggan yang spesifik tanpa harus bersaing head-to-head dengan pemain besar.

Bisnis yang sukses adalah bisnis yang selalu beradaptasi. Tren berubah, teknologi berkembang, dan kebutuhan pelanggan juga berubah.

Jika kamu tidak mengikuti perubahan ini, bisnis kamu bisa tertinggal. Jadilah pebisnis yang proaktif dengan terus belajar dan mencoba hal-hal baru.

Jika kamu merasa overwhelmed, ingatlah bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Mulailah dengan digitalisasi aspek marketing, buat perencanaan bisnis sederhana, dan pelajari data dari aktivitas pelanggan kamu.

Dengan begitu, kamu akan selangkah lebih maju dibandingkan sebagian besar UMKM di Indonesia.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

25 + = 33
Powered by MathCaptcha