KAMAKAMU – Pernahkah kamu berpikir bagaimana psikologi bisa menjadi alat ampuh dalam dunia marketing? Di tengah keterbatasan perhatian manusia yang hanya 8 detik, strategi marketing perlu beradaptasi agar lebih efektif.
Salah satunya adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi untuk mempengaruhi keputusan pelanggan secara cepat.
Yuk, kita bahas lima teknik psikologi yang bisa kamu gunakan dalam bisnis sebagaimana dilansir dari YouTube Marketeers TV.
1. Social Proof
Tahukah kamu, orang cenderung memilih apa yang dipilih banyak orang? Fenomena ini disebut social proof.
10 Cara Jitu Bikin Pelanggan Repeat Order Produkmu
Contohnya, saat kamu melihat dua restoran, satu penuh antrean dan satu lagi kosong, kemungkinan besar kamu akan memilih yang ramai.
Ini terjadi karena keyakinan bahwa pilihan banyak orang lebih dapat dipercaya.
Platform seperti Gojek juga memanfaatkan social proof dengan menampilkan angka pengguna yang tinggi, seperti jumlah unduhan aplikasi atau mitra driver.
Contoh lainnya adalah program SRC (Sampoerna Retail Community) yang memodernisasi warung tradisional.
Melalui banner merah yang tersebar luas, SRC menciptakan kepercayaan bahwa program ini sukses, sehingga warung lain tertarik bergabung.
2. Loss Aversion
Orang lebih takut kehilangan sesuatu daripada ingin mendapatkan hal baru.
Teknik loss aversion ini sering dimanfaatkan dalam flash sale, di mana pelanggan merasa takut kehilangan kesempatan diskon besar jika tidak segera membeli.
Contoh lainnya adalah strategi pemasaran asuransi yang menonjolkan risiko kehilangan, seperti kehilangan orang tercinta tanpa perlindungan finansial.
Di dunia properti, kalimat seperti “Senin harga naik” juga membuat orang segera bertindak agar tidak kehilangan harga spesial.
3. Anchoring
Teknik anchoring melibatkan penetapan titik referensi yang mempengaruhi keputusan pelanggan.
Misalnya, harga diskon dari Rp500.000 menjadi Rp100.000 membuat pelanggan merasa mendapatkan penawaran luar biasa.
Starbucks menggunakan anchoring dengan menawarkan berbagai ukuran cup seperti Tall, Grande, dan Venti.
Dengan perbedaan harga kecil antar ukuran, pelanggan cenderung memilih ukuran lebih besar, yang meningkatkan pendapatan.
4. Framing
Bagaimana kamu menyajikan informasi bisa mempengaruhi cara orang memandang produkmu.
Contohnya, cendol dalam gelas plastik biasa dianggap murah, tetapi jika disajikan dengan gelas mewah dan dekorasi menarik, harganya bisa dinaikkan hingga 3-5 kali lipat.
Framing juga terlihat pada produk yogurt. Label “99% fat-free” terasa lebih menarik dibandingkan “mengandung 1% lemak,” meskipun artinya sama. Teknik ini mengubah persepsi pelanggan secara efektif.
5. Commitment
Komitmen pelanggan dapat dimanfaatkan melalui program loyalitas. Misalnya, loyalty card supermarket membuat pelanggan merasa wajib belanja di sana demi mengumpulkan poin.
Gym membership juga memanfaatkan komitmen ini. Karena biayanya mahal, pelanggan merasa rugi jika tidak rutin datang.
Hal serupa berlaku untuk layanan berlangganan seperti Netflix, dimana pelanggan akan memaksimalkan penggunaan agar tidak merasa rugi.
Kelima teknik psikologi ini—social proof, loss aversion, anchoring, framing, dan commitment—dapat menjadi strategi marketing yang kuat jika diterapkan dengan tepat. Dengan memahami cara kerja psikologi dalam pengambilan keputusan, kamu bisa mempengaruhi pelanggan secara efektif.*