Strategi Branding Produk Frozen Food di 2025

  • Bagikan
Ilustrasi bisnis frozen food Freepik
Ilustrasi bisnis frozen food Freepik

KAMAKAMU – Pernahkah kamu berpikir, kenapa beberapa produk langsung menarik perhatian, sementara yang lain tenggelam di rak minimarket?

Nah, branding dan desain kemasan memiliki peran besar dalam hal ini. Kalau kamu sedang merintis bisnis frozen food, artikel ini akan membantu kamu memahami pentingnya desain dan strategi branding yang efektif di tahun 2025.

Cara Efektif Membangun Brand Equity di 2025

Mengapa Branding Itu Penting?

Dilansir dari YouTube Dodi Zulkifli Branding bukan hanya soal logo keren atau nama yang catchy. Lebih dari itu, branding adalah cara kamu membangun identitas produk di mata konsumen. 

Misalnya, kalau kamu sebagai pemilik produk frozen food, branding kamu akan terlihat dari desain kemasan, logo, warna, hingga tagline. Semua elemen ini harus mampu menciptakan kesan pertama yang kuat.

Jika kamu hanya sebagai distributor, fokus branding mungkin bukan di level produk, tetapi bagaimana cara kamu memasarkan produk tersebut dengan unik.

Contohnya, kamu bisa membuat konten kreatif di media sosial yang menampilkan keunggulan produk yang kamu jual.

Pentingnya Desain Kemasan

Coba bayangkan kamu masuk minimarket dan melihat rak penuh produk frozen food. Produk mana yang pertama kali menarik perhatianmu?

Kemasan adalah faktor yang menentukan. Warna, logo, dan pesan pada kemasan harus mampu mencuri perhatian di tengah persaingan. Namun, hati-hati! Desain yang berbeda bukan berarti asal beda.

Misalnya, jika mayoritas produk frozen food menggunakan warna biru atau hijau, kamu bisa mencoba warna kuning atau oranye. Tapi, ini harus melalui riset mendalam.

Tanpa riset, perbedaan ini bisa membuat konsumen ragu karena otak mereka sudah terbiasa mengasosiasikan kategori tertentu dengan warna tertentu.

Otak Tidak Suka Hal Baru

Kamu tahu nggak? Otak manusia itu sebenarnya cukup boros energi. Untuk menghemat energi, otak kita suka membuat sesuatu menjadi otomatis.

Inilah kenapa kita sering merasa nyaman dengan hal yang sudah dikenal. Kalau kamu ingin mengenalkan sesuatu yang benar-benar baru, butuh waktu agar konsumen terbiasa dan percaya pada produkmu.

Misalnya, jika kamu tiba-tiba mengganti warna kemasan dari biru menjadi merah terang, konsumen mungkin akan merasa bingung atau bahkan ragu.

Jadi, pastikan desain yang kamu pilih tetap relevan dengan kategori produkmu sambil tetap menawarkan sentuhan unik.

Belajar dari Kompetitor

Melihat apa yang dilakukan kompetitor bukan berarti kamu meniru mereka. Sebaliknya, ini adalah langkah awal untuk memahami pasar.

Perhatikan desain kemasan mereka, warna yang digunakan, dan elemen apa yang membuat produk mereka terlihat menonjol.

Dari situ, kamu bisa mencari celah untuk membuat produkmu lebih menarik tanpa kehilangan relevansi.

Misalnya, jika kompetitor menggunakan desain minimalis, kamu bisa menambahkan elemen visual yang lebih playful untuk membedakan produkmu.

Namun, pastikan elemen tersebut tetap profesional dan tidak mengurangi kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk.

Studi Kasus Air Mineral Cleo

Kamu mungkin familiar dengan Cleo, air mineral dengan kemasan oranye yang berbeda dari kompetitornya yang dominan berwarna biru.

Cleo sukses mencuri perhatian konsumen karena riset mendalam sebelum memutuskan untuk “melawan arus.” Ini menunjukkan bahwa diferensiasi yang terencana bisa membuahkan hasil, tetapi tetap memerlukan keberanian dan strategi yang matang.

Peran Media Sosial dalam Branding

Kalau kamu menjual frozen food secara online, media sosial adalah alat yang sangat powerful.

Konten yang menarik, seperti video singkat cara mengolah produk atau testimoni pelanggan, bisa membangun kepercayaan konsumen.

Jangan lupa untuk konsisten dalam menyajikan branding yang kamu buat, baik dari tone komunikasi, warna, hingga gaya konten.

Branding bukan soal terlihat berbeda saja, tetapi juga bagaimana produkmu bisa membangun koneksi dengan konsumen.

Kenali audiensmu, pahami kebiasaan mereka, dan buat strategi yang relevan.

Ingat, branding yang kuat adalah hasil dari riset, konsistensi, dan keinginan untuk terus belajar dari pengalaman.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

54 ÷ 18 =
Powered by MathCaptcha