1 Skill yang Akan Mengubah Hidupmu di Tahun 2025, Belajar dari Sekarang!

  • Bagikan
Ilustrasi-seseorang-yang-sedang-melakukan-storytelling-Freepik
Ilustrasi-seseorang-yang-sedang-melakukan-storytelling-Freepik

KAMAKAMU – Ketika ditanya siapa yang paling berkuasa di dunia, kebanyakan orang mungkin langsung menyebut mereka yang memiliki uang.

Namun, ada kekuatan lain yang tidak kalah berpengaruh, yaitu kemampuan bercerita atau storytelling.

Bahkan Steve Jobs pernah menyampaikan sentimen serupa, bahwa orang yang mampu bercerita dengan baik memiliki kuasa.

Storytelling bukan sekadar berbicara, tapi seni untuk membangun koneksi dan membuat orang percaya, bahkan terinspirasi.

Dukungan Terbuka Presiden Prabowo untuk Calon Pemimpin Jateng

Kenapa Storytelling Itu Penting?

Dilansir dari YouTube Agusleo Halim Pernahkah kamu mendengar cerita yang sebenarnya sederhana, tetapi disampaikan dengan cara yang membuat pendengar terpaku?

Seseorang yang memiliki kemampuan storytelling mampu membuat ceritanya terasa lebih hidup dan berarti, meskipun sebenarnya kontennya biasa saja.

Di sisi lain, seseorang yang mungkin sangat berbakat dalam suatu bidang bisa kurang dikenal jika ia tidak mampu mengkomunikasikan keahliannya dengan baik. Ini terkesan tidak adil, tetapi begitulah kenyataannya.

Mengapa Kamu Harus Menguasai Kemampuan Ini?

Di era media sosial, kemampuan bercerita menjadi semakin penting. Dengan storytelling, kamu bisa memperkuat semua keterampilan yang kamu miliki.

Orang-orang tidak hanya akan mengenalmu dari apa yang kamu lakukan, tetapi juga dari bagaimana kamu membagikan ceritamu.

Kamu tidak perlu memiliki keterampilan “seksi” atau menjadi ahli di bidang yang populer; yang kamu butuhkan adalah cara bercerita yang autentik.

Apakah Storytelling Itu Bakat atau Keterampilan?

Jika kamu bertanya-tanya apakah storytelling hanya bisa dimiliki oleh orang-orang berbakat, jawabannya tidak.

Storytelling adalah keterampilan yang bisa dipelajari. Sama seperti belajar keterampilan lainnya, storytelling membutuhkan proses dan jam terbang.

Setiap orang bisa menguasainya, asal ada kemauan dan usaha untuk berlatih.

1.Pentingnya Mindset yang Benar

Sebelum mulai, kamu harus punya mindset yang benar. Kamu perlu bersikap autentik, jujur, dan terbuka saat berbicara.

Ini penting karena orang-orang bisa merasakan jika kamu berpura-pura atau tidak tulus.

Saat kamu bercerita dengan jujur, pendengar akan lebih mudah merasa terhubung dan percaya denganmu.

2.Pilih Gaya Berbicara yang Sesuai

Gaya berbicara adalah aspek penting dalam storytelling. Apakah kamu ingin terkesan santai seperti teman ngobrol atau lebih formal dan penuh energi seperti seorang pembicara publik?

Pilih gaya yang sesuai dengan kepribadian dan audiensmu. Saat berbicara dengan gaya yang lebih santai, kamu bisa membuat pendengar merasa seperti sedang nongkrong bareng.

3.Senyum dan Kontak Mata untuk Membangun Koneksi

Saat berbicara, jangan lupakan senyum dan kontak mata. Senyum membuat kamu terlihat ramah dan terbuka, sedangkan kontak mata membantu pendengar merasa bahwa kamu benar-benar berbicara dengan mereka, bukan sekadar di depan kamera.

Walaupun kamu berbicara di depan kamera, fokuslah pada lensa, seolah kamu sedang berbicara langsung dengan audiensmu.

4.Pentingnya Hand Gesture

Hand gesture atau gerakan tangan juga penting dalam storytelling. Gerakan tangan yang tepat bisa membantu memperjelas poin yang ingin kamu sampaikan dan membuat pembicaraanmu lebih menarik.

Tapi, jangan sampai gerakan ini berlebihan, karena bisa membuatmu terlihat canggung. Cobalah gunakan hand gesture secara alami untuk menguatkan poin yang kamu sampaikan.

5.Latihan adalah Kunci

Semua keterampilan memerlukan latihan, begitu pula storytelling. Kuantitas bisa membangun kualitas, jadi jangan takut untuk terus mencoba dan berlatih.

Kamu bisa mulai dengan berbicara di depan kamera setiap hari, meski hanya beberapa menit. Rekamlah dirimu, lalu evaluasi apa yang bisa diperbaiki.

6.Gunakan Habit Tracker untuk Konsistensi

Untuk membantu konsistensi, kamu bisa menggunakan habit tracker seperti metode “Habit 30” di mana kamu berkomitmen melakukan storytelling selama 30 hari berturut-turut.

Setiap hari, centang kemajuanmu dan catat hal-hal yang perlu diperbaiki. Ini membantumu tetap disiplin dan fokus pada perkembangan kemampuan storytelling.

7.Jangan Takut untuk Mencoba Hal Baru

Jika kamu merasa belum percaya diri, coba lakukan latihan storytelling di tempat yang lebih privat. Kamu bisa mulai dari merekam diri sendiri tanpa mempublikasikannya.

Cek rekamanmu, lihat apa yang masih perlu diperbaiki, dan jangan ragu untuk mengubah gaya atau menambah variasi dalam storytelling-mu.

Kamu tidak perlu lahir dengan bakat luar biasa untuk menjadi storyteller yang handal.

Dengan mindset yang tepat, gaya yang sesuai, dan latihan konsisten, storytelling bisa menjadi keterampilan yang kuat.

Inilah keterampilan yang bisa membawa hidupmu ke arah baru dan membantu kamu menjadi lebih dikenal serta berpengaruh di dunia maya.

Jadi, jika kamu serius ingin menguasainya, mulai sekarang dan teruslah berlatih.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

÷ 3 = 2
Powered by MathCaptcha