Fix, Mendikdasmen Ubah Kurikulum Merdeka Jadi Ini

  • Bagikan
Ilustrasi seorang anak sd yang sedang belajar di kelas Freepik Pressfoto
Ilustrasi seorang anak sd yang sedang belajar di kelas / Freepik Pressfoto

KAMAKAMU – Pergantian menteri pendidikan tampaknya akan membawa perubahan besar pada kurikulum pendidikan di Indonesia.

Jika sebelumnya kita mengenal Kurikulum Merdeka, kali ini arah pembelajaran akan diubah dan diberi nama Deep Learning.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti, mengungkapkan bahwa kurikulum ini akan menjadi panduan baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Mendikdasmen Fokus Tangani Pemerataan Pendidikan

Apa Itu Deep Learning?

Deep Learning bukan konsep baru. Menurut Mu’ti, metode ini sebenarnya sudah diperkenalkan sejak dua dekade lalu, ketika ia menempuh pendidikan di Australia.

Ia menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis deep learning mengutamakan pemahaman mendalam, baik dari sisi pendidik maupun peserta didik, melalui pendekatan yang lebih personal dan adaptif.

Tiga Pilar Utama Deep Learning

Untuk memastikan metode ini efektif, kurikulum Deep Learning akan berlandaskan pada tiga pilar utama, yaitu mindful, meaningful, dan joyful.

Setiap pilar ini memberikan pendekatan khusus untuk menciptakan suasana belajar yang lebih menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Pilar Mindful

Pilar pertama, yaitu mindful, mengajak pendidik untuk lebih peka dan sadar bahwa setiap siswa memiliki karakter dan kebutuhan yang berbeda.

“Mindful itu artinya sadar, peka, dan sensitif,” ujar Mu’ti.

Dalam praktiknya, metode ini mengajak para guru untuk tidak memperlakukan semua siswa secara sama, tetapi memahami dan menghargai perbedaan masing-masing siswa.

Mendorong Siswa Lebih Aktif

Mu’ti juga menekankan bahwa dalam pembelajaran yang mindful, siswa diberikan kebebasan untuk aktif berpartisipasi di kelas.

Jika seorang siswa mengajukan pertanyaan di tengah-tengah pelajaran, guru tidak perlu langsung menghentikannya.

Sebaliknya, jika pertanyaan tersebut relevan, guru didorong untuk membiarkan diskusi berjalan, agar siswa merasa dihargai dan bebas berpendapat.

Pilar Meaningful

Selanjutnya, pilar meaningful bertujuan agar siswa memahami alasan di balik materi yang mereka pelajari.

Mu’ti menjelaskan bahwa seringkali siswa merasa bingung atau kurang termotivasi karena tidak memahami manfaat dari apa yang diajarkan di kelas.

Dalam metode ini, guru diharapkan mampu menjelaskan tujuan dan manfaat dari setiap pelajaran.

Membangun Motivasi Siswa

Dengan pemahaman yang jelas, siswa akan lebih mudah termotivasi untuk belajar.

“Ketika siswa tahu alasan mengapa mereka mempelajari sesuatu, mereka akan lebih semangat,” jelas Mu’ti.

Guru tidak hanya diminta untuk memberikan materi, tetapi juga menjelaskan bagaimana materi tersebut bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Pilar Joyful

Pilar terakhir, joyful, mengajak siswa untuk belajar dengan rasa senang.

Ketika siswa menemukan pemahaman baru, mereka merasakan kegembiraan yang mendorong mereka untuk belajar lebih lanjut.

Mu’ti menyebut bahwa perasaan senang saat belajar ini sangat penting agar siswa tidak merasa tertekan atau terbebani.

Mengapa Deep Learning Penting?

Mu’ti percaya bahwa penerapan deep learning akan menciptakan proses belajar yang lebih berkesan dan berkelanjutan.

Dengan tiga pilar tersebut, siswa diharapkan tidak hanya menjadi pintar secara akademis tetapi juga tumbuh menjadi individu yang kritis, kreatif, dan penuh empati.

Tantangan Penerapan Deep Learning

Tentu saja, penerapan deep learning memerlukan adaptasi baik dari sisi pendidik maupun siswa.

Guru perlu memiliki keterampilan baru untuk memahami dan mengaplikasikan ketiga pilar tersebut.

Mu’ti menyadari bahwa hal ini mungkin tidak mudah, tetapi ia optimis jika diterapkan dengan tepat, kurikulum ini dapat membawa perubahan positif.

Transformasi kurikulum menjadi deep learning ini bukan hanya soal mengganti nama, tetapi merupakan langkah penting untuk menciptakan generasi yang peka, memiliki tujuan yang jelas, dan menikmati proses belajar.

Bagi kamu yang peduli dengan masa depan pendidikan Indonesia, perubahan ini mungkin adalah awal dari terwujudnya sistem pendidikan yang lebih ideal.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

20 − = 11
Powered by MathCaptcha