KAMAKAMU – TikTokers Ali Hamza baru-baru ini menuai perhatian publik karena komentarnya yang kontroversial terhadap Prof. Quraish Shihab, seorang ulama dan pakar tafsir terkemuka.
Dalam sebuah video yang diunggah, Ali menuduh Prof. Quraish Shihab memanipulasi hukum agama demi mendukung putrinya, Najwa Shihab.
Kritikan Ali mengarah pada pandangan Quraish Shihab tentang jilbab, yang disebutnya tidak wajib.
Bodo Amat Itu Gaya Hidup, Kok Bisa? Ini Alasanya!
Tak hanya itu, ia bahkan menyebut bahwa Quraish Shihab menyesatkan umat demi kepentingan pribadi.
“Mencampuradukkan Politik dan Agama adalah Sikap Tidak Beradab,” ujar Hasyim Muhammad.
Menanggapi video viral tersebut, penulis Hasyim Muhammad dari Mojokerto merasa perlu angkat suara.
Ia menyayangkan tindakan Ali Hamza yang mengaitkan kritik politik kepada Najwa Shihab dengan pandangan keagamaan Prof. Quraish Shihab.
Menurut Hasyim, hal ini mencerminkan sikap tidak menghargai perbedaan opini dalam agama dan politik.
“Orang sedeng ini mencampuradukkan antara pendapat politik dan pendapat soal agama.” ujar Hasyim.
Bagi Hasyim, setiap individu memiliki kebebasan mendukung atau menolak figur politik tertentu, tetapi mencela seorang ulama karena pandangan politik anaknya dianggapnya tidak pantas.
Ia juga menambahkan bahwa seharusnya dukungan politik tidak melibatkan serangan pribadi terhadap figur yang tak terlibat politik.
“Jelas orang pekok. Dan yang jelas tak beradab. Sampai ngatain Pak Quraish tentang agama. Segitunya belain politisi. Mau dukung siapa di politik, terserah aja,” lanjut Hasyim.
Pandangannya jelas bahwa urusan politik sebaiknya tidak sampai melibatkan ulama yang hanya menyuarakan pemahaman agama tanpa kepentingan politik.
Perbedaan Pendapat Bukan Alasan untuk Serangan Pribadi
Hasyim mengingatkan bahwa perbedaan pandangan, termasuk dalam hal peringatan darurat atau aturan hijab, adalah hal yang lumrah dan tak seharusnya jadi alasan untuk menyerang orang lain, terutama ulama yang dihormati banyak orang.
“Anda mau setuju atau tidak soal Peringatan Darurat. Anda mau setuju atau tidak tentang hijab tidak wajib,” ujar Hasyim.
Menurutnya, tak ada alasan untuk mencela Prof. Quraish Shihab hanya karena interpretasinya soal hukum jilbab berbeda.
Ali Hamza dalam videonya memang menyebutkan jurnal yang membahas pandangan Quraish Shihab soal jilbab, yang menurutnya menimbulkan kekeliruan.
Ia menyebut bahwa Prof. Quraish menyampaikan kepala bukan aurat dan wanita tidak berjilbab dianggap tidak berdosa, sesuatu yang ia klaim bertentangan dengan pandangan ulama lainnya.
“Ini menyesatkan. Pendapat dia dan tafsir seenak jidat itu bertentangan dengan semua ulama salaf,” ujar Ali Hamza.
Ia juga menyinggung gaya berpenampilan Najwa Shihab yang tidak memakai jilbab.
“Dan sekarang bagaimana ini Nana? Bapakmu sudah menyesatkan ummat demi lu anaknya,” pungkas Ali.
Kontroversi ini telah memicu diskusi luas di media sosial, dengan banyak pihak mendukung pandangan Hasyim yang menyerukan pemisahan antara kritik politik dan pandangan agama agar tetap menjaga adab serta menghargai ulama yang dihormati di masyarakat.*