Kericuhan Mewarnai Debat Kandidat Pilkada Makassar

  • Bagikan
Debat Pilkada Makassar Ricuh Doc Antara
Debat Pilkada Makassar Ricuh Doc Antara

KAMAKAMU – Debat kandidat Pilkada Makassar yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar pada Sabtu malam, untuk pemilihan wali kota dan wakil wali kota tahun 2024, berlangsung di Hotel Dalton, Sulawesi Selatan.

Dalam sesi pertama ini, empat pasangan calon (paslon) bertemu di panggung debat. Namun, suasana sempat memanas ketika para pendukung calon saling bersitegang hingga terjadi kericuhan kecil.

Cara Pria Sejati Mengontrol Emosi

Awal Mula Ketegangan dalam Debat

Kericuhan mulai terasa ketika paslon nomor urut tiga, Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi A Uskara, bersiap menyampaikan visi misi.

Sebelumnya, pasangan nomor urut satu, Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham, serta pasangan nomor urut dua, Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi, telah menyampaikan paparan mereka.

Namun, situasi berubah ketika pendukung paslon nomor dua terdengar berteriak-teriak dari belakang sambil mengeluarkan megafon dan bersorak, yang kemudian memicu reaksi pendukung paslon satu, menyebabkan keributan.

Petugas KPU Makassar segera mengambil tindakan dengan berusaha meredam suasana. Staf KPU terlihat berupaya mengamankan megafon tersebut dari seorang pendukung, namun pendukung itu bersikeras mempertahankannya.

Dengan sigap, petugas berhasil mengambil dan membawa barang tersebut keluar ruangan, mengamankan situasi agar debat bisa dilanjutkan tanpa gangguan lebih lanjut.

Pelanggaran Kesepakatan Awal Antara Tim Paslon

Menurut KPU Makassar, tim kampanye paslon sebenarnya sudah menyepakati dalam rapat sebelumnya bahwa hanya atribut resmi yang menempel di tubuh pendukung yang boleh dibawa masuk, tanpa embel-embel tambahan seperti alat peraga lain.

Namun, pelanggaran ini terjadi diduga karena kurangnya pengawasan di pintu masuk, sehingga megafon bisa lolos masuk arena debat.

“Kalau terkait tadi dinamika bawa toa akan kami koordinasikan dengan pihak keamanan, kenapa bisa lolos. Sementara kita koordinasikan dengan pihak keamanan juga tim paslon,” ujar Abdi Goncing, anggota KPU Makassar, kepada wartawan sebagaimana dikutip dari ANTARA.

Ia menambahkan bahwa meskipun telah ada kesepakatan, pelanggaran tersebut menyebabkan keributan yang mengganggu jalannya debat.

Evaluasi Bawaslu dan Kritik terhadap Jalannya Debat

Ketika ditanya mengenai sanksi atas pelanggaran yang terjadi, Abdi menyatakan bahwa masalah tersebut menjadi kewenangan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Makassar untuk diproses lebih lanjut.

“Kalau soal sanksi mungkin lebih ke bawaslu ya. Kita juga tunggu hasil pengawasan bawaslu terkait debat tadi bagaimana hasilnya. Tentunya, kita harus berkoordinasi karena itu sudah diatur dalam PKPU, seluruh alat peraga atau bahan kampanye tidak masuk di dalam forum debat,” jelasnya.

Dari pihak Bawaslu Makassar, Ketua Dede Arwinsyah menyebut insiden ini menunjukkan adanya kekurangan profesionalisme dalam penyelenggaraan debat.

“Ini akan menjadi catatan kita sebagai bahan evaluasi. Tentunya untuk pelaksanaan debat kedua nanti di November kita akan perketat pemeriksaan untuk masuk di forum,” ucap Dede dengan tegas.

Tidak hanya kericuhan yang menjadi perhatian, Munafri Arifuddin dari paslon nomor urut satu menyampaikan kritiknya terkait format debat yang dianggap kurang mendalam.

Ia berharap debat lebih menekankan satu sub tema yang dibahas secara utuh oleh setiap paslon agar masyarakat memperoleh gambaran yang lebih jelas dari tiap calon.

“Debat berjalan baik, tetapi menurut saya pembahasan itu harus lebih tajam. Harusnya ada satu sub tema yang dibahas secara bersama-sama, dari masing-masing sudut pandang paslon. Tapi yang terjadi kita tidak mampu mengeluarkan apa yang menjadi inti pembahasan,” ungkap Munafri.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

68 − = 66
Powered by MathCaptcha