KAMAKAMU – Pernah dengar istilah alpha male, sigma male, dan beta male? Istilah-istilah ini sering kita dengar, terutama di kalangan anak muda. Tapi, apa sih sebenarnya perbedaan di antara ketiganya? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Dilansir dari YouTube Pria Seratus Persen Konsep alpha, beta, dan sigma male ini sebenarnya berasal dari pengamatan perilaku hewan sosial seperti serigala, singa, atau gorila.
Dalam kelompok hewan tersebut, ada individu yang dominan (alpha), yang mengikuti (beta), dan yang lebih menyendiri (sigma).
Awas Jebakan Bisnis Berdasarkan Passion
Nah, konsep ini kemudian diadaptasi dan diterapkan pada manusia untuk menggambarkan karakteristik kepribadian dan perilaku sosial.
1. Alpha Male
Alpha male sering digambarkan sebagai sosok pemimpin yang kuat, percaya diri, dan karismatik.
Mereka cenderung dominan dalam kelompok dan sering menjadi pusat perhatian. Alpha male biasanya memiliki banyak teman, sukses dalam karier, dan menarik perhatian lawan jenis.
Pria alpha seringkali dipandang sebagai sosok yang karismatik dan inspiratif.
Kemampuan alami mereka dalam memimpin dan memotivasi orang lain menjadikannya pusat perhatian di berbagai lingkungan.
Kepercayaan diri yang tinggi tidak hanya membuat mereka terlihat menawan, tetapi juga menjadi pendorong utama bagi mereka untuk meraih kesuksesan dalam berbagai bidang.
Keberhasilan yang konsisten ini semakin memperkuat citra mereka sebagai sosok yang kuat dan tangguh.
2. Sigma Male
Berbeda dengan alpha male, sigma male lebih memilih untuk menyendiri dan tidak tertarik pada hierarki sosial.
Mereka sering dianggap sebagai “lone wolf” yang misterius dan sulit dipahami. Sigma male biasanya memiliki minat dan hobi yang unik, dan mereka tidak takut untuk berbeda dari orang lain.
Sigma male adalah sosok yang menarik dengan karakteristik unik. Mereka sangat mandiri dan mampu mencapai tujuan tanpa bergantung pada orang lain.
Kreativitas dan inovasi sering kali menjadi ciri khas mereka. Misterius dan sedikit tertutup, sigma male seringkali memancarkan aura yang menarik bagi orang lain.
Namun, dibalik semua kelebihan tersebut, ada juga sisi lain yang perlu diperhatikan. Sifat penyendiri mereka bisa menghambat kemampuan mereka untuk membangun hubungan sosial yang kuat.
Selain itu, seperti halnya alpha male, sigma male juga bisa terlalu fokus pada diri sendiri, yang bisa menjadi penghalang dalam menjalin hubungan yang sehat.
3. Beta Male
Beta male sering digambarkan sebagai sosok yang mengikuti dan mendukung alpha male.
Mereka cenderung lebih pasif dan kurang percaya diri dibandingkan alpha atau sigma male. Beta male biasanya baik hati, loyal, dan selalu siap membantu orang lain.
Beta male dikenal sebagai sosok yang setia dan dapat diandalkan. Mereka memiliki hati yang baik dan selalu siap membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan.
Selain itu, beta male juga dikenal sebagai pendengar yang baik dan empati terhadap perasaan orang lain. Mereka mampu menciptakan hubungan yang mendalam dengan orang-orang di sekitarnya.
Namun, dibalik sifat positifnya, beta male juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kelemahan terbesar mereka adalah kurangnya kepercayaan diri.
Mereka seringkali merasa ragu-ragu dan takut untuk mengambil risiko. Sifat baik hati yang mereka miliki juga terkadang membuat mereka mudah dimanfaatkan oleh orang lain.
Jadi, Mana yang Terbaik?
Tidak ada tipe kepribadian yang lebih baik atau lebih buruk. Setiap tipe memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang terpenting adalah menjadi diri sendiri dan terus berkembang.
Ingat, konsep alpha, beta, dan sigma male ini hanyalah sebuah generalisasi. Setiap individu adalah unik dan tidak bisa digolongkan hanya dalam satu kategori. Jadi, jangan terlalu terpaku pada label-label ini.
Memahami konsep alpha, beta, dan sigma male dapat membantu kita lebih baik dalam memahami diri sendiri dan orang lain.
Namun, yang terpenting adalah menjadi versi terbaik dari diri sendiri, terlepas dari label apapun yang diberikan.*