4 Sunnah Ini Banyak Dilupakan Imam Shalat

  • Bagikan
Sunnah sunnah yang seringkali ditinggalkan oleh seorang Imam saat shalat Freepik Rawpixel com
Sunnah sunnah yang seringkali ditinggalkan oleh seorang Imam saat shalat Freepik Rawpixel com

KAMAKAMU – Pernahkah kamu memperhatikan bagaimana seorang imam memimpin shalat? Lebih dari sekadar mengimami, ada adab-adab khusus yang perlu diperhatikan seorang imam.

Namun, seringkali sang Imam tidak menyadari adab-adab tersebut ketika dirinya menjadi Imam.

Cara Mengelola Stress Saat PHK Ala Buya Yahya

1. Salam Mengakhiri Shalat

Salah satu yang kerap diabaikan oleh seorang imam saat Shalat adalah saat mengucapkan salam, seorang imam tidak hanya mengakhiri shalat, tetapi juga memberikan salam kepada seluruh jemaah.

Niat yang tulus inilah yang akan membuat salam yang diucapkan terasa lebih khidmat.

“Di samping salam keluaran dari salat, tapi diniatkan sekalian salam niat mengucapkan salam kepada jemaah, assalamualaikum.” ujar Buya Yahya dikutip dari kanal YouTube Al Bahzah TV.

2. Menjawab Salam Imam

Sebagai makmum, kita juga punya peran penting. Saat imam mengucapkan salam, kita wajib menjawabnya.

“Jawabah kemudian kaum para jemaah para makmum di saat mengucapkan salam niat untuk menjawab salamnya Imam,” jelas Buya Yahya.

Menjawab salam imam adalah bentuk penghormatan kita sebagai makmum.

3. Menghadap Jemaah

Salah satu adab seorang imam yang sering terlewatkan adalah menghadap jemaah setelah mengucapkan salam.

“Setelah Asalamualaikum, jangan makmumnya ditinggal, menghadaplah ke makmum,” ujar Buya Yahya.

Dengan menghadap jemaah, imam menunjukkan kepedulian dan perhatiannya kepada seluruh jamaah.

“Jadi nabi menghadap ke jemaah,” lanjut Buya Yahya.

Rasulullah SAW selalu menghadap jemaah setelah mengucapkan salam. Ini menunjukkan betapa pentingnya seorang imam untuk meneladani Rasulullah dalam setiap tindakannya.

4. Jangan Terburu-buru Bubaran

“Adabnya makmum tu jangan berdiri dulu kecuali imamnya sudah berdiri,” tegas Buya Yahya.

Sebagai makmum, kita harus sabar menunggu imam selesai sebelum bubaran. Ini adalah bentuk kedisiplinan dan menghormati imam.

“Imam boleh meninggalkan tempat, boleh ke arah kanan boleh ke arah kiri, bebas,” jelas Buya Yahya.

Imam memiliki kebebasan untuk membubarkan jamaah, baik dari kanan ke kiri atau sebaliknya.

“Wahu kata Imam Ghazali kalau yang kanan lebih bagus karena Nabi senang yang kanan,” tambah Buya Yahya.

Meskipun imam bebas memilih arah, Imam Ghazali menyebutkan bahwa membubarkan jamaah dari kanan lebih baik karena Nabi SAW lebih sering melakukannya.

Jadi, menjadi seorang imam bukan hanya tentang memimpin shalat, tetapi juga tentang menjalankan berbagai adab yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Sebagai makmum, kita juga memiliki peran penting dalam menjaga kekhidmatan shalat dengan mengikuti adab-adab yang telah diajarkan.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

63 − 58 =
Powered by MathCaptcha