KAMAKAMU – Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK bisa menjadi momen yang membuat kamu sangat stres. Namun, banyak orang percaya bahwa mungkin ada rencana yang lebih baik dari Allah di balik kejadian tersebut.
Ini adalah pandangan yang dianut oleh seseorang yang mengalami PHK dan merasa bahwa situasi tersebut adalah bagian dari rencana yang lebih besar.
Pemecatan sebagai Bagian dari Rencana
Pemecatan dari sebuah perusahaan sering kali terasa seperti kiamat. Banyak orang merasa terpuruk dan stres, terutama jika mereka merasa bahwa pekerjaan tersebut adalah segalanya bagi mereka.
Janda Nikah Lagi, Bertemu Suami Mana di Surga? Ini Kata Buya Yahya
Namun, seseorang dengan keyakinan yang kuat pada Allah meyakini bahwa mungkin ada pekerjaan yang lebih baik yang sudah dipersiapkan.
“Padahal barangkali sudah disiapkan Allah.” ujar Buya Yahya sebagaimana dikutip Kamakamu.com dari kanal YouTube Al Bahjah TV pada 19 September 2024.
Kejadian seperti ini bisa membuat seseorang merasa putus asa, tetapi bagi mereka yang percaya, ada keyakinan bahwa setiap kesulitan adalah bagian dari rencana yang lebih baik.
“Gaji yang lebih tinggi lagi karena bersandarnya kepada manusia,” ujarnya.
Ini menunjukkan bahwa mereka percaya bahwa Allah mungkin sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih baik, dan mereka harus tetap berpegang pada keyakinan itu.
Meskipun merasa tertekan, beberapa orang memilih untuk tidak merasa kecil hati. Mereka memahami bahwa pemecatan bukanlah cerminan dari kegagalan pribadi.
Sebaliknya, mereka melihatnya sebagai kesempatan untuk tumbuh dan memperbaiki diri.
“Dia tidak pernah merasa berkecil hati karena dia dengan Allah yang Maha Agung dan Maha Kuasa.” kata Buya Yahya.
Menghadapi Kesulitan dengan Gagah
Penting untuk diingat bahwa mengatasi kesulitan dengan keberanian dan keyakinan adalah hal yang sangat berarti.
Meskipun tidak semua orang mungkin diterima di tempat baru, mereka yang memiliki tekad dan kepercayaan pada Allah akan tetap menghadapi tantangan dengan kepala tegak.
“Orang hebat berkata hilang satu tubuh seribu,” imbuhnya.
Hal itu menunjukkan keyakinan bahwa kehilangan satu kesempatan bukanlah akhir dari segalanya.*