KAMAKAMU – Pegiat media sosial, Jhon Sitorus, kembali menarik perhatian publik dengan kritik yang kali ini ditujukan kepada Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi.
Dalam unggahan di media sosial, Jhon menyentil Kaesang terkait proses kepulangan dari luar negeri yang belakangan ini menjadi sorotan.
Kabar kepulangan Kaesang dari luar negeri tersebut diikuti dengan spekulasi terkait barang belanjaan yang dibawanya.
Jhon mempertanyakan apakah barang-barang tersebut bisa langsung dimasukkan ke dalam mobil tanpa melewati prosedur bea cukai, yang seharusnya berlaku bagi semua orang.
Persib Bandung Gagal Curi Poin dari Arema Malang
Dalam unggahannya di aplikasi X @Miduk17 pada tanggal 25 Agustus 2024, Jhon menulis, “Sebenarnya kalo pulang dari luar negeri, belanjaan gitu emang boleh langsung masuk mobil atau gimana sih?” Pertanyaan ini menyoroti apakah Kaesang mendapatkan perlakuan khusus yang berbeda dari masyarakat umum.
Jhon kemudian menduga petugas bea cukai ikut Kaesang ke luar negeri, sehingga tidak perlu melewati bea cukai.
“Bukannya harus masuk bea cukai dulu? Atau jangan-jangan petugas bea cukainya ikut sama Kaesang ke luar negeri jadi ga perlu harus lewat bea cukai lagi.”
Pernyataan ini tentu menimbulkan perbincangan luas di kalangan warganet.
Unggahan Jhon Sitorus memancing reaksi
Perbincangan seputar kepulangan Kaesang dan dugaan pelanggaran prosedur ini terus bergulir di dunia maya, menambah panjang daftar kritik terhadap tokoh-tokoh publik yang dianggap tidak mematuhi aturan.
Beberapa pengguna media sosial turut memberikan komentar terkait unggahan Jhon.
Misalnya, akun @DarkCokelattt menyindir bahwa Kaesang, yang disebut sebagai “anak Raja” oleh Bahlil Lahadalia, bisa bebas melakukan apa saja tanpa perlu mengikuti prosedur yang berlaku.
Akun @saykobik menambahkan, “Oh iyaa ya bener juga. Kalau naek jet pribadi gini pemeriksaan bea cukainya kapan dan dimana ya?” Sindiran ini semakin memperkuat kesan bahwa ada perlakuan istimewa yang diterima oleh Kaesang.
Pernyataan ini diperkuat oleh komentar dari akun @Kutang2tang yang menyebutkan, “Raja jatuh gara-gara mantu ga ngotak.”
Istilah “anak Raja” yang digunakan dalam komentar-komentar ini merujuk pada posisi istimewa yang dinikmati oleh Kaesang sebagai putra Presiden.
Pengguna lain, @Muhammad_Djazuli, menyatakan, “Anak Maryono, gak akan berani bea cukai.”
Komentar ini menegaskan dugaan bahwa ada pengecualian dalam pelaksanaan aturan bagi Kaesang, yang berbeda dengan perlakuan terhadap masyarakat umum.*