Said Aqil ‘Turun Gunung’ dalam Konflik PBNU dan PKB

  • Bagikan
Said Aqil Siradj PBNU
Said Aqil Siradj PBNU

KAMAKAMU – Said Aqil Siroj, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2021, mengungkapkan bahwa kritik yang dilontarkan PBNU terhadap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) justru akan membuat partai tersebut semakin kuat.

Menurutnya, kritik-kritik tersebut dapat diibaratkan sebagai “jamu” yang meskipun terasa pahit, memiliki efek yang menyehatkan.

PDIP Segera Umumkan Calon Kepala Daerah untuk Pilkada DKI 2024

“Jadikan apa yang dihadapi hari ini sebagai cambuk. Jadikan sebagai jamu, pahit, tidak apa-apa asal sembuh,” ujar Said Aqil dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Peningkatan Kursi PKB di Bawah Gus Muhaimin

Said Aqil juga menegaskan bahwa di bawah kepemimpinan Abdul Muhaimin Iskandar, PKB telah mencatatkan kemajuan yang signifikan.

Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah kursi di tingkat pusat, dari 58 menjadi 68 kursi.

“Itu semua berkat Gus Muhaimin, dan teman-teman PKB di pusat dan daerah.” ujarnya.

Selain itu, Said Aqil menyoroti pentingnya sinergi antara PKB dan Nahdlatul Ulama di tingkat daerah.

Sebagai contoh, ia menyebut bahwa pengurus wilayah PKB di Bandung saat ini dalam kondisi yang solid, berkat kerjasama yang baik antara kedua organisasi.

Dengan dinamika yang ada saat ini, ia meyakini bahwa PKB akan terus berkembang dan mendapatkan kepercayaan yang lebih besar dari masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Said Aqil juga mengenang para pendiri PKB, yang terdiri dari lima orang, termasuk dirinya dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, yang saat ini masih hidup.

Sementara itu, tiga lainnya, yakni Rozi Munir, Ahmad Bagdja, dan Mustopa Zuhad, telah berpulang.

“Dua orang masih hidup. Yakni, saya dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Tiga orang yang telah berpulang, Bapak Rozi Munir, Bapak Ahmad Bagdja, dan Bapak Mustopa Zuhad,” tuturnya.

Pembentukan Tim Lima oleh PBNU

Sementara itu, PBNU sebelumnya telah membentuk tim lima atau panitia khusus (pansus) yang bertujuan untuk mengembalikan PKB ke jalur ideologi awalnya.

Langkah ini diambil karena ada pandangan dari kalangan elit PBNU bahwa PKB sudah tidak lagi sejalan dengan ideologi Nahdlatul Ulama dan dikuasai oleh Muhaimin Iskandar beserta kroni-kroninya.

Meskipun demikian, Said Aqil tetap optimis bahwa PKB akan semakin kuat dengan adanya berbagai tantangan yang dihadapinya.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

30 + = 40
Powered by MathCaptcha