KAMAKAMU – Agar bisa membuat konten yang viral di TikTok, seseorang perlu memahami jenis-jenis konten yang sering mendapatkan banyak penonton.
Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah dengan rutin membuka TikTok setiap hari. Dengan melihat berbagai konten yang berhasil mencapai ratusan ribu hingga jutaan views, seseorang bisa mempelajari pola dan strategi yang digunakan oleh kreator lain.
Dari kebiasaan ini, akan lebih mudah memahami cara kerja algoritma TikTok dan bagaimana konten bisa mendapatkan banyak interaksi.
Cara Membuat SOP yang Kuat untuk UMKM Kuliner
Mengikuti Tren Lagu dan Challenge
Dilansir dari YouTube Foodizz Channel Tren di TikTok biasanya terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu tren lagu dan tantangan (challenge). Karena TikTok merupakan platform berbasis musik, lagu-lagu yang sedang viral sering menjadi elemen penting dalam pembuatan konten.
Selain itu, berbagai tantangan atau pola konten yang sedang tren juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan peluang viral.
Dengan menggabungkan lagu populer dan tren konten yang sedang berkembang, sebuah video memiliki kemungkinan lebih besar untuk menarik perhatian pengguna.
Meningkatkan Kualitas Produksi Konten
Kualitas eksekusi konten juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan di TikTok. Sama seperti bisnis kuliner yang membutuhkan koki handal, pembuatan konten di TikTok juga memerlukan keterampilan yang mumpuni.
Jika seseorang tidak memiliki kemampuan dalam mengedit atau membuat video, mencari tim atau kolaborator yang memiliki pengalaman dalam produksi konten bisa menjadi solusi.
Generasi muda, khususnya mereka yang berusia di bawah 23 tahun, seringkali lebih fasih dalam menggunakan media sosial dan bisa menjadi aset berharga dalam tim kreatif.
Konsistensi dalam Mengunggah Konten
Konsistensi sangat diperlukan agar algoritma TikTok bisa mengenali pola unggahan dan menyesuaikannya dengan audiens yang tepat. Jika hanya mengunggah satu video tanpa kesinambungan, kemungkinan untuk mendapatkan banyak views akan lebih kecil.
Oleh karena itu, disarankan untuk mengunggah video secara rutin. Bagi pemula, mengunggah video setiap dua hari sekali bisa menjadi awal yang baik. Seiring berjalannya waktu, meningkatkan frekuensi unggahan hingga satu video per hari bisa memberikan hasil yang lebih optimal.
Melakukan Perbaikan Secara Terus-Menerus
Setelah rutin membuat konten, seseorang akan mulai memahami aspek mana saja yang perlu diperbaiki. Dari pemilihan tren yang tepat hingga cara menghubungkan tren tersebut dengan keunggulan produk atau brand, semua perlu dievaluasi secara berkala.
Selain itu, gaya editing dan penyampaian pesan dalam video juga harus selalu diperbaiki agar semakin menarik. Perbaikan ini akan terus berlangsung seiring dengan semakin banyaknya pengalaman dalam pembuatan konten.
Membuat Konten dengan Durasi Pendek
Di awal pembuatan konten, lebih baik membuat video dengan durasi yang lebih pendek agar lebih mudah ditonton hingga selesai. Algoritma TikTok cenderung lebih sering merekomendasikan video yang memiliki tingkat penyelesaian tinggi.
Oleh karena itu, menambahkan ajakan seperti “Tonton sampai akhir!” atau “Ada kejutan di akhir video!” bisa menjadi strategi untuk meningkatkan retensi penonton. Jika semakin banyak orang menonton video hingga selesai, kemungkinan besar video tersebut akan didorong oleh algoritma ke lebih banyak pengguna.
Menggunakan Teknik Editing yang Sesuai dengan Tren
Editing video juga menjadi faktor penting dalam menarik perhatian audiens. Saat ini, banyak aplikasi yang bisa membantu dalam proses editing langsung dari ponsel.
Memahami gaya editing yang sedang tren di TikTok, seperti penggunaan efek transisi cepat dan pemotongan video yang dinamis, bisa membuat konten lebih menarik. Dengan mengikuti pola editing yang sering digunakan oleh influencer atau kreator terkenal di TikTok, sebuah video bisa memiliki daya tarik yang lebih tinggi.
Dengan menerapkan ketujuh langkah ini, peluang untuk membuat konten yang viral dan menarik di TikTok akan semakin besar. Yang terpenting adalah terus belajar, beradaptasi dengan tren, dan tetap konsisten dalam berkarya.*