6 Cara Mengawasi Karyawan Saat Bos Tidak Masuk Kerja

  • Bagikan
Ilustrasi CCTV
Ilustrasi CCTV/ Pexels / Photon JPG

KAMAKAMU – Mengawasi karyawan ketika owner tidak ada memang menjadi salah satu tantangan tersendiri, terutama bagi kamu yang baru menjalankan bisnis.

Oleh karena itu, jika kamu bingung tentang cara mengawasi karyawan saat owner tidak berada di lokasi bisnis, kamu berada di artikel yang tepat.

Kali ini, Kamakamu.com akan membagikan beberapa tips mengawasi karyawan ketika owner tidak ada sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Foodizz Channel pada 23 Juli 2024.

Pantas Gagal Terus Saat PDKT, Kamu Tidak Tahu 9 Cara Chat yang Bikin Cewek Nyaman

Cara Mengawasi Karyawan Ketika Owner Tidak Ada

1. Memanfaatkan CCTV sebagai Mata Ketiga

Karyawan tentunya bekerja berdasarkan perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya. 

Namun, seringkali meski perencanaan sudah detail dan briefing ke tim telah dilakukan, masih ada saja karyawan yang bandel.

Mereka mungkin tidak menjalankan SOP atau melewatkan beberapa hal yang wajib dilakukan.

Selain itu, banyak juga karyawan yang melanggar ketentuan yang sudah ditetapkan.

Oleh karena itu, kamu perlu memiliki mata ketiga, yaitu CCTV.

Kamu bisa menambahkan CCTV di beberapa spot penting, misalnya di area konsumen.

Di sana, kamu bisa mengawasi bagaimana tim memberikan layanan kepada konsumen yang datang ke outlet.

2. Menempatkan Leader sebagai Controller

Tempatkanlah leader sebagai controller di outlet, seperti SPV atau Manager yang kompeten dan terpercaya. Cara ini adalah salah satu yang paling efektif. Dengan adanya supervisor, kamu dapat memantau setiap kinerja atau checklist yang harus dijalankan di outlet.

Mulai dari penerimaan bahan baku, persiapan di pagi hari, hingga penutupan di malam hari, semua ini dapat kamu pantau melalui supervisor.

Supervisor juga mengidentifikasi proses-proses yang mungkin terlewat dan melakukan kontrol untuk memastikan semua proses berjalan dengan baik.

Jika kamu menemukan masalah di lapangan, supervisor dapat berperan sebagai trainer dan melakukan training pada seluruh tim untuk perbaikan dan peningkatan proses operasional.

3. Membuat Target Angka dan Sistem Reward-Punishment

Kemudian, buatlah target angka yang detail dan berikan reward serta punishment. 

Membuat tim bekerja dengan metode push, seperti dengan sistem kontrol yang melibatkan supervisor dan CCTV, sering kali bisa menyebabkan stres.

Oleh karena itu, perlu diimbangi dengan keinginan dalam diri tim untuk bekerja dengan baik. Caranya, berikan reward.

Untuk setiap pencapaian kinerja tim, buatlah mekanisme yang jelas.

Tim akan semangat mengejar pekerjaan supaya hasilnya bagus karena mereka tahu akan mendapatkan reward yang bisa dibawa pulang.

Di samping itu, reward harus diimbangi dengan sistem punishment yang fair. Pastikan sistem reward memiliki target yang jelas dan spesifik.

Dengan demikian, ini penting untuk memastikan tim bekerja dengan baik dan menjalankan pekerjaannya dengan benar.

4. Mengirim Mystery Shopper untuk Memantau Kualitas

Berikutnya, kirim mystery shopper ke outlet.

Seringkali, ketika kondisi sangat dinamis atau situasi tiba-tiba ramai, atau supervisor tidak ada di lapangan, kamu bisa mengantisipasi hal ini dengan mengirim mystery shopper. 

Misalnya, jika kamu ingin mengecek kualitas produk yang dijual, mystery shopper akan memesan produk sesuai dengan standar yang telah dikomunikasikan, dan menilai secara objektif hasilnya.

Dengan cara ini, kamu bisa memantau kualitas produk dan layanan. Selain itu, ini juga mencakup kecepatan pelayanan, tingkat kepuasan, dan aspek lainnya.

5. Melakukan Survei kepada Konsumen

Selanjutnya, lakukan survei kepada konsumen. Konsumen adalah pihak yang paling objektif menilai karena mereka merasakan secara langsung.

Kamu harus memperhatikan apakah dari sisi visual, rasa, atau interaksi dengan tim, konsumen merasakan semuanya.

Karena itu, kamu perlu bertanya kepada mereka dan meminta feedback-nya.

Dengan feedback ini, kamu bisa mendapatkan gambaran apakah performa tim di operasional memberikan hasil terbaik untuk konsumen.

Jika hasilnya bagus, berikan apresiasi. Namun, jika ada kekurangan, identifikasi penyebabnya dan lakukan perbaikan.

Selanjutnya, komunikasikan secara terbuka kepada tim agar mereka menyadari hal-hal yang perlu diperbaiki.

Jangan tiba-tiba memberikan punishment tanpa informasi yang jelas. Fokuslah pada perbaikan agar tim bersama-sama terus melakukan peningkatan.

6. Membuat Checklist Detail untuk Prosedur Kerja

Terakhir, seringkali tim di lapangan tidak menjalankan prosedur dengan baik. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti lupa atau situasi yang tiba-tiba ramai.

Untuk mengatasi hal ini, buatlah checklist detail sebagai panduan.

Sebagai contoh, sebelum membuka toko, siapkan bahan baku, nyalakan mesin, dan tentukan tahapan proses pekerjaan.

Dengan adanya checklist, tim akan lebih mudah menjalankan tugas dan membantu kamu sebagai leader untuk melakukan kontrol kapan pun dan dari manapun.

Sebagai tambahan, kamu bisa video call untuk memeriksa kondisi outlet. Jika checklist tidak sesuai, kamu bisa segera mengambil tindakan.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

89 − = 79
Powered by MathCaptcha