KAMAKAMU – Pengalaman memang guru yang paling berharga, namun belajar dari kesalahan orang lain tentu jauh lebih efisien.
Bagi kamu yang saat ini masih berada di usia 20-an, ada baiknya menyimak 5 penyesalan finansial yang paling sering dialami oleh mereka yang berusia 30-an.
Dengan memahami hal ini, kamu dapat mengambil langkah cerdas untuk menghindari kesalahan serupa dan membangun masa depan finansial yang lebih Gemilang.
Jualan di TikTok Sudah Murah tapi Tetap Tidak Laku, Ini Alasanya!
1. Terjebak dalam Zona Nyaman Penghasilan Tunggal
Dilansir dari YouTube Felicia Putri Tjiasaka banyak orang di usia 30-an menyesal karena di masa mudanya terlalu nyaman dengan satu sumber penghasilan.
Setelah lulus kuliah, fokus mereka tertuju pada pekerjaan rutin dari Senin hingga Jumat dengan gaji yang dirasa cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan sedikit self-reward.
Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan hal tersebut.
Akan tetapi, sungguh disayangkan jika di usia muda kita kurang berani mengambil risiko untuk mengeksplorasi berbagai peluang.
Ketakutan untuk mencoba hal baru, enggan mengambil kesempatan lain, dan tidak mau berinvestasi pada pengembangan diri akhirnya membuat potensi diri tidak berkembang.
Kondisi ini juga menyebabkan ketergantungan pada satu sumber pendapatan.
Padahal, ketika masih single mungkin penghasilan tersebut terasa cukup, namun bagaimana jika sudah memiliki pasangan, menikah, memiliki anak, atau orang tua yang tidak lagi bekerja?
Memang, keluar dari zona nyaman itu tidaklah mudah
Melakukan hal yang belum familiar, merasa lelah, dan menghabiskan waktu untuk belajar lagi terkadang menimbulkan rasa malu saat bertemu orang baru.
Meskipun demikian, saya percaya bahwa proses menuju kesuksesan besar memang tidak nyaman.
Anggap saja ini adalah proses kenaikan kelas.
Bayangkan jika di usia yang lebih matang dengan berbagai tanggungan dan cicilan, baru menyadari bahwa satu sumber penghasilan tidak cukup.
Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan.
Satu saran dari saya, selagi masih muda, katakan “ya” pada setiap kesempatan positif (tentunya yang halal).
Kita pasti akan mendapatkan sesuatu, entah itu pengalaman baru atau koneksi berharga.
Kamu tidak perlu langsung mengundurkan diri dari pekerjaanmu.
Di era sekarang, banyak cara untuk menambah penghasilan, seperti pekerjaan freelance, belajar bisnis, atau membangun koneksi.
Mulailah dari hal kecil hingga menemukan apa yang paling cocok untukmu, barulah fokuskan energimu di sana.
2. Terlalu Fokus pada Kehidupan Orang Lain
Ketika hidup terasa penuh hambatan, memang lebih mudah untuk menyalahkan orang lain.
Namun, perlu diingat bahwa itu adalah cara tersulit untuk mengubah keadaan.
Mungkin kamu pernah berpikir, “Dia pasti sukses karena dimodali orang tuanya,” atau “Dia gagal juga tidak masalah karena ada backing.”
Lalu, muncul pemikiran, “Wajarlah saya susah, tidak ada yang mengajari atau memodali.”
Sadarkah kamu, mengapa perhatian kita selalu tertuju pada orang lain?
Kapan kita akan mulai fokus pada diri sendiri dan menggunakan energi untuk membangun privilege kita sendiri?
Mungkin ada yang bertanya, “Apakah privilege bisa dibangun?”
3. Mengabaikan Proteksi Diri (Asuransi)
Penyesalan berikutnya yang sering muncul di usia 30-an adalah ketidakpedulian terhadap proteksi diri atau asuransi di usia muda.
Pemikiran seperti, “Saya masih muda dan sehat, belum butuh asuransi,” atau “Untuk makan sehari-hari saja pas-pasan, bagaimana mau bayar premi asuransi yang mahal?” seringkali terlintas.
Bahkan, ada juga yang beranggapan bahwa asuransi itu menipu.
Coba kita renungkan, saat mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR), rumahnya saja diasuransikan dari risiko kebakaran.
Ketika membeli mobil secara kredit, mobilnya pun harus memiliki asuransi kendaraan.
Benda mati saja diberikan proteksi karena nilainya yang berharga.
Lalu, bagaimana dengan diri kita sendiri?
Kita yang bekerja keras menghasilkan pendapatan dan melakukan banyak hal untuk orang-orang di sekitar kita, mengapa kita enggan memproteksi diri sendiri, aset paling berharga yang kita miliki?
Setidaknya ada tiga jenis asuransi yang wajib kita miliki sesuai dengan tahapan hidup.
Pertama, ketika kita masih hidup, kita membutuhkan asuransi kesehatan untuk melindungi diri dari risiko biaya pengobatan.
Ini bisa juga digantikan dengan BPJS Kesehatan.
Kedua, ketika kita sudah memiliki penghasilan, asuransi sakit kritis menjadi penting untuk melindungi pendapatan kita jika terjadi risiko kesehatan serius.
Jadi, fokusnya bukan hanya pada biaya pengobatan, tetapi juga pada potensi hilangnya pendapatan.
Ketiga, ketika kita memiliki tanggungan, asuransi jiwa diperlukan untuk melindungi keluarga jika terjadi hal yang tidak diinginkan pada diri kita.
Jika kamu benar-benar anti terhadap asuransi swasta, pastikan BPJS Kesehatanmu aktif.
4. Terlalu Percaya Diri (Overconfidence)
Pada poin kedua, kita membahas pentingnya untuk tidak terlalu insecure.
Namun, terlalu percaya diri juga tidak baik.
Intinya, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, lebih baik bersikap biasa-biasa saja.
Mungkin kamu pernah mendengar tentang Dunning-Kruger effect.
Sederhananya, ini adalah kondisi di mana seseorang merasa dirinya sangat pintar dan hebat dalam suatu hal, padahal kenyataannya tidak demikian.
Atau, seperti pepatah “tong kosong nyaring bunyinya.”
Hal ini sering terjadi pada anak muda seperti kita yang sedang semangatnya mempelajari hal baru.
Merasa pintar dan hebat memang merupakan manifestasi positif, tetapi seringkali kita malah meremehkan dan menjatuhkan orang lain.
Pernahkah kamu bertemu orang seperti itu?
Atau jangan-jangan itu adalah diri kita sendiri?
5. Malas Mengelola Keuangan
Sejak usia berapa kamu diajarkan tentang pengelolaan uang?
Sepertinya, masih banyak dari kita yang bahkan saat kuliah belum memiliki tabungan sama sekali.
Pemikirannya mungkin, “Sudahlah, nanti juga ada rezeki lagi,” atau “Yang penting bisa menikmati masa muda.”
Mungkin karena kita tidak terbiasa mengatur uang yang diterima, tidak pernah diajarkan pentingnya menabung, dan akhirnya tidak menyadari ke mana saja uang kita pergi.
Ingatlah, tidak semua masalah keuangan bisa diselesaikan hanya dengan mendapatkan uang yang banyak.
Ketika kita tidak terbiasa mengatur uang sejak kecil, nantinya ketika kita mendapatkan rezeki besar (durian runtuh), kita mungkin tidak bisa mengelolanya dengan baik.
Kita bisa menjadi boros, memiliki gaya hidup yang tinggi tanpa menyadari besarnya pengeluaran, tidak merasa perlu menabung, dan akhirnya malah terjerat utang dan kredit yang berlebihan hingga bangkrut.
Apalagi jika di usia muda kita mengambil kredit konsumtif atau pinjaman online yang tidak perlu, tentu akan sangat menyulitkan kita di masa depan untuk melunasinya.
Oleh karena itu, penting untuk membangun kebiasaan mengelola uang dengan baik justru sejak usia muda, bahkan ketika uang yang kita miliki masih sedikit.
Kesimpulan
Kelima penyesalan finansial di usia 30-an ini semoga bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita yang masih berada di usia 20-an.
Dengan menghindarinya, kita dapat membangun fondasi keuangan yang lebih kuat dan meraih masa depan finansial yang lebih cerah.
Bagi kamu yang saat ini berusia 30-an dan sedang membaca artikel inii, jangan ragu untuk berbagi pengalaman dan penyesalan finansialmu di kolom komentar agar kita bisa saling belajar dan menjadi lebih bijak dalam mengelola uang.*