5 Pelajaran dari Kesuksesan Starbuck yang Bisa Diterapkan di Bisnis Kopi

  • Bagikan
Starbuck Jatinangor doc Maps Streetview
Starbuck Jatinangor doc Maps Streetview

KAMAKAMU – Starbucks menjadi salah satu merek kedai kopi terbesar di dunia, tetapi tahukah kamu bahwa perjalanan menuju kesuksesan itu penuh tantangan? Kisah inspiratif ini dimulai dari toko kecil penjual biji kopi hingga menjadi tempat favorit untuk bersantai sambil menikmati secangkir kopi.

4 Pelajaran Berharga dari Kebangkrutan Tupperware

1. Awal Mula Starbucks

Dilansir dari YouTube Si Kutu Buku Starbucks pertama kali didirikan pada tahun 1971 dengan fokus menjual biji kopi berkualitas dan mesin kopi. Meskipun usahanya berkembang, pada awalnya kedai kopi ini hanya memiliki empat gerai. Namun, perubahan besar mulai terjadi saat Howard Schultz bergabung sebagai Direktur Operasional dan Pemasaran.

2. Perubahan Visi di Tangan Howard Schultz

Howard Schultz memiliki visi unik untuk Starbucks, yaitu menjadikannya sebagai “tempat ketiga” selain rumah dan kantor. Inspirasi ini ia dapatkan ketika mengunjungi kedai kopi di Milan, Italia, yang menawarkan suasana hangat dan hubungan personal dengan pelanggan. Sayangnya, idenya sempat ditolak oleh para pendiri kedai kopi ini, sehingga Howard memutuskan untuk keluar dan mendirikan kedai kopi sendiri, Il Giornale.

3. Akuisisi Starbucks dan Ekspansi Besar-Besaran

Setelah perjuangan yang tidak mudah, Howard akhirnya berhasil mengakuisisi Starbucks pada tahun 1987. Dengan membawa konsep uniknya, ia mulai mengubah Starbucks menjadi kedai kopi modern. Howard memperkenalkan menu seperti latte dan ukuran gelas khas seperti “Grande” dan “Venti.” Hal ini menciptakan pengalaman baru yang membuat konsumen rela membayar lebih mahal.

4. Strategi Bisnis yang Berbeda

Howard memutuskan untuk tidak menggunakan model waralaba seperti banyak perusahaan lainnya. Sebaliknya, ia ingin memastikan setiap gerai Starbucks dikelola langsung oleh perusahaan untuk menjaga kualitas dan konsistensi merek. Keputusan ini terbukti menjadi strategi yang tepat dalam membangun citra premium Starbucks.

5. Menghadapi Krisis Keuangan

Pada tahun 2008, Starbucks mengalami penurunan signifikan akibat krisis keuangan. Howard kembali mengambil peran sebagai CEO untuk menyelamatkan perusahaan. Ia melakukan langkah-langkah drastis seperti menutup gerai yang merugi, merekrut kembali manajer yang kompeten, dan mengembalikan nilai-nilai inti perusahaan. Berkat upaya ini, Kedai kopi ini berhasil bangkit dari keterpurukan.

Pelajaran Berharga dari Perjalanan

Dari kisah ini, ada beberapa pelajaran yang bisa kamu ambil. Pertama, jangan takut mencoba hal baru. Kedua, selalu utamakan kualitas meskipun pertumbuhan bisnis terasa lambat. Ketiga, akui kesalahan dan ambil tindakan untuk memperbaikinya. Kesuksesan Howard menunjukkan bahwa mimpi besar dapat dicapai dengan kerja keras dan inovasi.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 + 5 =
Powered by MathCaptcha