5 Alasan Manajer Outlet Harus Paham Profit And Lose

  • Bagikan
Ilustrasi menentukan arah tujuan bisnis Freepik atlascompany
Ilustrasi menentukan arah tujuan bisnis Freepik atlascompany

KAMAKAMU – Seorang manajer outlet tidak hanya bertugas mengawasi operasional harian, tetapi juga harus memahami aspek keuangan.

Salah satu elemen penting yang wajib dikuasai adalah Profit & Loss (P&L).

Tanpa pemahaman ini, sulit untuk mengelola bisnis dengan efektif dan mencapai target keuntungan yang diharapkan.

Strategi Sukses Bisnis Kuliner untuk Segmen Menengah ke Atas

Laporan P&L mencerminkan kondisi keuangan sebuah outlet, termasuk pendapatan, biaya, serta profitabilitas.

Dengan memahami angka-angka dalam laporan ini, seorang manajer dapat mengambil keputusan strategis yang lebih tepat.

Berikut adalah lima alasan mengapa pemahaman P&L sangat penting dalam bisnis kuliner sebagaimana dilansir dari YouTube Foodizz Channel.

1. Menentukan Arah dan Tujuan Bisnis

Setiap bisnis kuliner memiliki tujuan utama, yaitu menghasilkan profit. Untuk mencapainya, seorang manajer harus memahami angka-angka dalam laporan keuangan agar dapat merancang strategi yang efektif.

Tanpa pemahaman yang jelas, sulit untuk menentukan langkah-langkah yang perlu diambil guna meningkatkan profitabilitas.

Dengan memahami P&L, seorang manajer dapat mengidentifikasi indikator keuangan yang perlu dijaga dan dikembangkan.

Hal ini membantu dalam menyusun program kerja yang sesuai target bisnis, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Menyusun Strategi Peningkatan Penjualan

Pemahaman P&L juga membantu dalam menyusun strategi bisnis yang lebih spesifik.

Misalnya, jika target penjualan harian adalah Rp5 juta, maka seorang manajer harus mengetahui dari mana angka tersebut bisa didapatkan.

Analisis terhadap transaksi harian, rata-rata pembelian per pelanggan, serta kontribusi dari berbagai channel penjualan seperti dine-in, take-away, dan aplikasi online, sangat penting.

Melalui data yang jelas, manajer bisa merancang strategi seperti bundling menu, promosi diskon, atau up-selling untuk mencapai target yang telah ditentukan.

3. Mengontrol Biaya Operasional Efektif

Profit bisnis tidak hanya bergantung pada pendapatan, tetapi juga pada efisiensi pengeluaran.

Laporan P&L membantu manajer dalam mengontrol biaya seperti harga pokok penjualan (HPP), biaya tenaga kerja, serta biaya operasional lainnya.

Misalnya, jika penjualan menurun, seorang manajer bisa segera menganalisis biaya mana yang dapat dikurangi tanpa mengorbankan kualitas layanan.

Dengan begitu, tingkat profitabilitas tetap terjaga meskipun terjadi penurunan pendapatan.

4. Menggunakan P&L sebagai Alat Kontrol Kinerja

Laporan P&L juga berfungsi sebagai alat evaluasi kinerja bisnis.

Membandingkan data keuangan dari bulan ke bulan atau kuartal ke kuartal, manajer dapat mengidentifikasi tren bisnis dan mengevaluasi efektivitas strategi yang telah diterapkan.

Jika ada penurunan margin keuntungan, misalnya, manajer bisa mencari tahu apakah penyebabnya berasal dari kenaikan harga bahan baku, peningkatan biaya operasional, atau faktor lain.

Dengan demikian, langkah korektif bisa segera diambil sebelum dampaknya semakin besar.

5. Meningkatkan Komunikasi Tim

Selain berguna untuk manajemen bisnis, pemahaman P&L juga membantu dalam komunikasi dengan tim.

Ketika seorang manajer memahami angka-angka keuangan, ia dapat menjelaskan kepada tim mengapa strategi tertentu diterapkan.

Misalnya, ketika menerapkan strategi up-selling atau cross-selling, tim akan lebih memahami dampaknya terhadap target penjualan.

Dengan begitu, mereka lebih termotivasi dalam menjalankan tugasnya karena tahu bahwa setiap tindakan memiliki kontribusi nyata terhadap keberhasilan outlet.

Kesimpulan

Memahami laporan P&L bukan hanya tugas pemilik bisnis, tetapi juga menjadi tanggung jawab seorang manajer outlet. Dengan pemahaman yang baik terhadap angka-angka keuangan, seorang manajer dapat menentukan strategi yang lebih efektif, mengontrol biaya operasional, serta meningkatkan kinerja tim. Oleh karena itu, pemahaman P&L bukan lagi sekadar pilihan, tetapi sudah menjadi kebutuhan dalam mengelola bisnis kuliner secara profesional.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

÷ 1 = 7
Powered by MathCaptcha