4 Rintangan Berat yang Tak Terhindarkan Bagi Bisnis Baru

  • Bagikan
Ilustrasi rintangan dalam menjalankan bisnis Freepik wirestock
Ilustrasi rintangan dalam menjalankan bisnis Freepik wirestock

KAMAKAMU – Memulai bisnis memang penuh semangat, tapi ada kabar yang perlu kamu antisipasi empat tantangan berat yang hampir pasti dihadapi semua UMKM, terutama di tahun-tahun awal.

Tantangan ini bukan main-main, bahkan bisa menjadi penyebab utama bisnis gulung tikar. Namun, jangan khawatir dulu! Setiap masalah pasti ada solusinya.

Penasaran apa saja tantangan itu dan bagaimana cara menghadapinya? Simak ulasan lengkapnya!

Cara Gampang Membaca Laporan Neraca Keuangan

Bagi kamu yang baru saja terjun ke dunia bisnis, ada empat tahapan krusial yang akan dilewati, terutama di tahun pertama.

1. Product Market Fit

Dilansir dari YouTube Kelly Patricia tahap pertama adalah Introduction, dan tantangan terbesarnya adalah mencapai product market fit.

Ini adalah kondisi di mana produk atau layanan yang kamu tawarkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar.

Selanjutnya, bisnis akan memasuki tahap Traction. Di fase ini, tantangan utama yang sering muncul adalah manajemen keuangan.

Bagaimana cara mengelola arus kas, mencatat transaksi, dan memastikan keuangan bisnis tetap sehat menjadi kunci keberlangsungan.

2. Maturity

Setelah bisnis mulai stabil, tahap berikutnya adalah Maturity. Pada fase ini, tantangan terberat yang dihadapi adalah membangun tim yang solid dan sistem operasional yang efisien. 

Tanpa tim yang kompeten dan sistem yang jelas, bisnis akan sulit untuk berkembang lebih jauh.

3. Reinvention

Terakhir, ketika bisnis sudah mapan, tibalah saatnya untuk Reinvention. Tantangan di tahap ini adalah inovasi dan perluasan pasar.

Agar bisnis tetap relevan dan terus bertumbuh, diperlukan ide-ide baru dan upaya untuk menjangkau lebih banyak konsumen.

Mencapai Product Market Fit

Tahukah kamu? Sekitar 42% bisnis UMKM gagal karena produk mereka tidak cocok dengan kebutuhan pelanggan. 

Ini adalah kenyataan pahit yang perlu disadari. Sebagus apapun produk yang kamu buat, jika tidak ada yang menginginkannya atau membutuhkannya, upaya pemasaran sebesar apapun akan sia-sia. Sama halnya jika produkmu bagus tapi ditawarkan kepada target pasar yang salah.

Lantas, bagaimana caranya agar produkmu bisa diterima dengan baik oleh pasar? Pertama, produkmu harus memiliki keunikan. 

Meskipun sulit menemukan produk yang 100% orisinal, kamu perlu mencari faktor pembeda yang membuat pelanggan memilih produkmu dibandingkan pesaing lain. 

Kedua, lakukan uji coba dan evaluasi. Manfaatkan masa-masa awal bisnis untuk aktif meminta feedback dari pelanggan. 

Dengan begitu, kamu bisa terus memperbaiki dan menyempurnakan produkmu agar sesuai dengan keinginan pasar.

Untuk memastikan produkmu sampai ke tangan orang yang tepat, kunci utamanya adalah target market yang spesifik. 

Coba bayangkan secara detail, siapa orang yang paling mungkin menggunakan dan merasa terbantu dengan produkmu. 

Pertimbangkan demografi (usia, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan, lokasi) dan juga karakteristik psikografis mereka (kebiasaan sehari-hari, masalah yang dihadapi, perilaku belanja, tujuan hidup, gaya bicara). 

Dengan memahami target market secara mendalam, kamu akan lebih mudah menentukan strategi penjualan yang efektif.

Manajemen Keuangan yang Efektif

Setelah berhasil menemukan product market fit, tantangan berikutnya yang menghadang adalah manajemen keuangan. 

Sekitar 29% bisnis gagal karena masalah cash flow. Ini sering terjadi karena pemilik bisnis tidak mampu mengelola keuangan dengan baik.

Oleh karena itu, langkah pertama yang krusial adalah memisahkan rekening pribadi dan bisnis. Jangan pernah mencampuradukkan keuangan pribadi dengan bisnis. 

Segera buat rekening bank khusus untuk bisnis begitu kamu mulai berjualan. Tujuannya agar semua transaksi bisnis tercatat dengan rapi dan terpisah dari pengeluaran pribadi.

Langkah kedua adalah melakukan pencatatan keuangan secara rutin. Catat setiap uang yang masuk dan keluar, beserta detailnya. 

Namun, mencatat saja tidak cukup. Langkah ketiga adalah menghitung profit dan membuat laporan keuangan sederhana. 

Laporan laba rugi yang sederhana akan membantumu mengetahui laba bersih bisnismu.

Terakhir, kamu perlu menghitung pembagian hasil (dividen). Keuntungan bisnis tidak sepenuhnya menjadi milik pemilik. 

Sebagian perlu diinvestasikan kembali agar bisnis bisa berkembang. Di sisi lain, pemilik juga perlu mendapatkan penghasilan dari bisnisnya. 

Oleh karena itu, tentukan persentase laba bersih yang akan dibagikan kepada pemilik sebagai dividen, dan sisanya ditahan sebagai laba ditahan untuk pengembangan bisnis.

Membangun Tim dan Sistem yang Solid

Pepatah mengatakan, “Jika ingin berjalan cepat, berjalanlah sendiri. Jika ingin berjalan jauh, berjalanlah bersama-sama.” 

Ini sangat relevan dalam dunia bisnis. Kamu tidak mungkin selamanya mengerjakan semuanya seorang diri. Seiring pertumbuhan bisnis, kamu pasti membutuhkan tim.

Namun, merekrut karyawan tidak boleh sembarangan. Faktanya, 23% bisnis gagal karena masalah sumber daya manusia (SDM). 

Beberapa penyebabnya antara lain tingkat turnover yang tinggi, kualitas SDM yang kurang memadai, atau ketidakmampuan pemilik dalam memimpin tim. 

Oleh karena itu, proses rekrutmen harus dilakukan dengan cermat dan sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Selain merekrut tim yang tepat, membangun sistem operasional yang jelas juga sangat penting. 

Jangan menunda pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) atau sistem kerja lainnya hanya karena bisnis masih kecil. 

Justru dengan adanya sistem yang baik sejak awal, proses kerja akan lebih efisien, komunikasi lebih lancar, dan ketika tim bertambah, proses training akan lebih mudah. 

Kamu bisa mulai dengan sistem manajemen proyek sederhana atau tools kolaborasi lainnya untuk memastikan semua pekerjaan terorganisir dengan baik.

Inovasi dan Perluasan Pasar

Seberapapun suksesnya bisnismu saat ini, akan ada saatnya penjualan mulai melambat. 

Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan tren pasar, kejenuhan pelanggan, atau munculnya pesaing baru yang meniru produkmu. 

Di tahap inilah inovasi menjadi kunci utama untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis.

Ada dua jenis inovasi yang bisa kamu lakukan. Pertama, mengembangkan produk yang sudah ada agar sesuai dengan perubahan kebutuhan pasar. 

Kedua, meluncurkan produk baru untuk menjangkau pasar yang lebih luas. 

Tahap ini adalah waktu yang tepat untuk memanfaatkan sumber daya yang telah kamu kumpulkan dari tahap-tahap sebelumnya, seperti produk yang berkualitas, manajemen keuangan yang baik, tim yang solid, dan sistem yang mendukung.

Untuk memperluas pasar, ada beberapa strategi yang bisa kamu coba. Misalnya, ekspansi geografis dengan membuka cabang di kota lain atau menjangkau pasar di luar wilayahmu saat ini. 

Selain itu, kamu juga bisa melakukan ekspansi target market dengan menawarkan produk atau layanan baru yang menarik bagi segmen pelanggan yang berbeda.

Selamat! Jika kamu sudah membaca sampai bagian ini, artinya kamu sudah memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi tantangan-tantangan awal dalam berbisnis. 

Namun, ada satu hal penting yang belum dibahas, yaitu kompetitor. Untuk memahami cara menganalisis kompetitor dan menyusun strategi agar produkmu unggul, jangan lewatkan artikel selanjutnya.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

60 ÷ 6 =
Powered by MathCaptcha