18 Teknik Mudah Membuat Nama Brand dalam Bisnis Kuliner

  • Bagikan

KAMAKAMU – Menentukan nama brand untuk bisnis kuliner bukanlah hal yang bisa dilakukan sembarangan.

Selain harus menarik, nama brand juga harus memiliki nilai strategis agar mudah diingat oleh konsumen.

Sayangnya, banyak pelaku usaha kecil dan mikro (UMKM) yang justru merasa bingung karena menganggap branding itu rumit dan mahal.

Cara Memilih Furniture yang Tepat untuk Bisnis Kuliner

Padahal, ada banyak cara sederhana untuk menciptakan nama brand yang efektif tanpa perlu biaya besar.

Berikut ini adalah 18 teknik yang bisa kamu gunakan untuk menemukan nama brand yang pas untuk bisnis kuliner.

1. Menggunakan Kategori Umum

Dilansir dari kanal YouTube Foodizz Channel Salah satu cara paling mudah adalah dengan langsung menyebutkan kategori produk di dalam nama brand.

Teknik ini memudahkan konsumen mengenali bisnis kamu sejak awal.

Contohnya seperti Sate Ayam Pak Budi, Bakery Citra, atau Ayam Geprek Mbak Rina.

2. Menggunakan Kategori Viral

Teknik ini mirip dengan kategori umum, tetapi lebih menonjolkan tren yang sedang viral.

Nama brand yang menggunakan kategori ini bisa memanfaatkan tren untuk menarik perhatian.

Contohnya Soto Balungan Mas Toni atau Ayam Cabe Ijo Bu Sari.

Namun, perlu diingat bahwa tren bisa berubah, jadi nama ini bisa menjadi kategori umum seiring waktu.

3. Menggunakan Bahasa Gaul atau Kekinian

Membuat brand dengan bahasa yang sedang populer di kalangan target market bisa memberikan kesan dekat dan relevan.

Contoh yang sudah terkenal adalah Kopi Kenangan, Janji Jiwa, atau Kisah Manis Coffee.

4. Menggunakan Nama yang Disukai Owner

Beberapa brand besar seperti Starbucks, McDonald’s, dan Hokben awalnya hanyalah nama yang disukai pemiliknya.

Seiring waktu, branding yang kuat bisa membuat nama tersebut memiliki makna bagi konsumen.

5. Menggunakan Nama Daerah

Menggunakan nama daerah bisa memperkuat identitas produk kuliner yang khas.

Misalnya Soto Boyolali Bu Tini, Nasi Padang Payakumbuh, atau Warung Tegal Pak Maman.

6. Menggunakan Bahasa Asing

Nama dalam bahasa asing sering digunakan untuk memberikan kesan premium atau unik.

Namun, teknik ini harus diterapkan dengan hati-hati karena tidak semua konsumen familiar dengan bahasa asing.

7. Jajak Pendapat dengan Target Market

Melakukan polling atau jajak pendapat bisa menjadi cara efektif untuk menentukan nama brand.

Kamu bisa meminta pendapat dari calon konsumen melalui media sosial atau platform survei untuk mendapatkan nama yang paling menarik bagi mereka.

8. Open Question ke Audiens

Selain polling, kamu juga bisa langsung bertanya ke audiens atau mengadakan kompetisi ide nama brand dengan hadiah tertentu.

Cara ini bisa meningkatkan engagement sekaligus mendapatkan ide yang segar.

9. Menyesuaikan dengan Nama Kompetitor

Beberapa brand menggunakan nama yang mirip dengan kompetitor agar lebih mudah dikenali oleh pasar.

Contohnya seperti Haus, Teguk, dan Ngelak, yang semuanya mengusung konsep minuman.

10. Menggunakan Brand Name Generator

Jika kehabisan ide, kamu bisa mencoba menggunakan generator nama brand berbasis AI yang banyak tersedia di internet.

Namun, perlu seleksi lebih lanjut agar nama yang dihasilkan tetap relevan.

11. Menggunakan Jasa Konsultan Branding

Jika memiliki anggaran lebih, menggunakan jasa konsultan bisa menjadi pilihan yang tepat.

Konsultan branding biasanya akan melakukan riset dan memberikan rekomendasi nama yang strategis serta desain brand yang sesuai.

12. Meminta Pendapat Mentor

Bertanya kepada mentor yang sudah berpengalaman dalam bisnis bisa memberikan insight yang berharga.

Namun, pastikan mentor yang dipilih memiliki latar belakang yang relevan dengan dunia branding.

13. Menggunakan Kosakata Umum yang Diberi Makna Baru

Beberapa kata yang dulunya hanya sekadar kosakata umum kini sudah dikenal sebagai nama brand, seperti Kenangan, Janji Jiwa, atau Kisah Manis.

Kamu bisa mencoba mencari kosakata sehari-hari yang menarik untuk dijadikan brand.

14. Menggunakan Singkatan

Beberapa brand menggunakan singkatan dari nama pemilik atau konsep bisnisnya.

Contohnya seperti Bensu (Benny Sujono) atau Hokben (Hoka Hoka Bento).

15. Menggunakan Unsur Mengagetkan

Nama brand yang mengejutkan bisa menciptakan daya tarik tersendiri, seperti Sop Janda, Bakso Setan, atau Ayam Geprek Ngamuk.

Namun, teknik ini bisa berisiko jika tidak sesuai dengan regulasi atau selera pasar.

16. Menggabungkan Dua Kata

Menggabungkan dua kata yang memiliki makna kuat bisa menciptakan brand yang unik.

Contohnya seperti Janji Jiwa, Kisah Manis, atau Titik Temu Coffee.

17. Mengandalkan Kekuatan Brand yang Sudah Ada

Beberapa nama brand bisa langsung mengandalkan kategori produk yang sudah kuat di pasaran, seperti Sate Padang, Sop Buntut Borobudur, atau Iga Bakar Si Jangkung.

Namun, agar lebih menonjol, kamu bisa menambahkan elemen lain yang lebih personal.

18. Mengandalkan Feeling dan Selera Pribadi

Teknik ini sebenarnya kurang direkomendasikan, terutama jika target market sangat berbeda dengan selera pemilik bisnis.

Sebaiknya, tetap lakukan riset dan uji coba sebelum menetapkan nama brand.

Kesimpulan

Menentukan nama brand tidak harus sulit atau mahal. Ada banyak teknik yang bisa kamu coba, mulai dari menggunakan kategori umum, tren viral, hingga jajak pendapat dengan target market.

Yang terpenting adalah memastikan nama tersebut mudah diingat, relevan, dan memiliki potensi untuk berkembang dalam jangka panjang.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 + 4 =
Powered by MathCaptcha