11 Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Beli Mobil Listrik

  • Bagikan
Mobil Wuling Air EV berwarna putih dengan list hitam
Wuling Air EV berwarna putih dengan ban berwarna hitam terlihat mungil dan cocok untuk keluarga kecil

KAMAKAMU – Kamu yang mau beli mobil listrik, harus mengetahui perbedaan mobil listrik dengan mobil konvensional mengharuskan kita untuk memperhatikan beberapa hal penting sebelum memutuskan untuk membelinya.

Mobil listrik membutuhkan perawatan khusus yang sangat berbeda dibandingkan dengan mobil berbensin.

5 Mobil dengan Citra Negatif di Warga Indonesia

Jika kamu hendak beli mobil listrik, namun bingung pertimbangan apa yang harus diperhatikan, kamu berada di artikel yang tepat.

Dilansir Kamakamu.com dari kanal YouTube Dokter Mobil Indonesia pada 31 Agustus 2024, simak pertimbangan sebelum beli mobil listrik.

1. Daya Listrik Rumah

Pertama, pastikan rumah memiliki daya listrik yang cukup untuk mengisi daya mobil listrik. 

Sebagai contoh, beberapa mobil listrik seperti Tesla membutuhkan daya hingga 8800 watt, yang setara dengan kebutuhan listrik satu rumah.

Jika daya listrik di rumah tidak mencukupi, kamu mungkin perlu meminta pemasangan MCB baru dari PLN.

2. Kapasitas Baterai dan Jarak Tempuh

Kapasitas baterai adalah faktor penting yang menentukan jarak tempuh mobil listrik. Semakin besar kapasitas baterai, semakin jauh jarak yang bisa ditempuh.

Sebagai gambaran, baterai dengan kapasitas 20 kWh mampu menempuh jarak sekitar 180 km, sementara baterai 100 kWh bisa mencapai hingga 500 km.

Namun, jarak tempuh ini bisa berkurang jika mobil terjebak macet, melalui tanjakan, atau menggunakan AC dalam waktu lama.

3. Pengisian Daya di Luar Rumah

Selain di rumah, kamu juga perlu mempertimbangkan ketersediaan stasiun pengisian daya di lokasi lain, seperti di kantor atau rest area saat bepergian jauh.

Di Indonesia, jumlah stasiun pengisian daya untuk mobil listrik masih terbatas.

Jika kamu hanya menggunakan mobil listrik untuk perjalanan harian yang tidak terlalu jauh, masalah ini mungkin tidak terlalu signifikan.

4. Risiko Kecelakaan pada Mobil Listrik

Sebagai calon pemilik mobil listrik, kita perlu mempertimbangkan keamanan saat terjadi kecelakaan. Beberapa kasus di luar negeri menunjukkan bahwa pintu mobil listrik dapat terkunci dan sulit dibuka saat terjadi tabrakan.

Hal ini bisa sangat berbahaya jika pengemudi atau penumpang tidak bisa keluar dari mobil dengan cepat.

5. Potensi Kebakaran Baterai

Selain itu, baterai mobil listrik memiliki risiko kebakaran yang cukup tinggi.

Di beberapa negara seperti Korea, Jepang, dan Taiwan, petugas pemadam kebakaran terpaksa menggunakan mobil derek untuk mencelupkan mobil listrik yang terbakar ke dalam air karena kesulitan memadamkan api yang sangat panas.

Suhu baterai yang terbakar dapat mencapai 1800 derajat Celsius, sehingga upaya pemadaman dengan air saja nyaris tidak efektif.

6. Kasus-kasus di Luar Negeri

Media telah melaporkan beberapa kasus kebakaran mobil listrik di luar negeri.

Di China, kebakaran menghanguskan sebuah mobil listrik saat sedang diisi daya, sedangkan di Amerika Serikat, sebuah mobil listrik tiba-tiba terbakar saat diparkir di depan rumah.

Kasus-kasus tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemilik mobil listrik, sehingga beberapa pabrikan menyarankan agar pemilik mobil tidak memarkir kendaraan mereka di dalam garasi untuk menghindari risiko kebakaran dan kerusakan yang lebih luas.

7. Kejadian Akselerasi Tak Terkendali

Di Korea, ada juga kasus akselerasi tak terkendali pada mobil listrik Hyundai Ioniq yang menyebabkan kecelakaan serius.

Mobil tiba-tiba melaju kencang dan menabrak pintu tol, kemudian terbakar hebat. Dua penumpang di dalam mobil tersebut tewas akibat kejadian ini. Kasus ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan yang perlu diatasi terkait keamanan mobil listrik.

8. Masalah Konsleting pada Mobil Listrik

Masalah konsleting juga menjadi perhatian serius pada mobil listrik. Media di China melaporkan beberapa kasus kebakaran mobil listrik yang terjadi saat proses pengisian daya.

Komponen yang rusak, kesalahan dalam mencolokkan kabel pengisi daya, atau kondisi cuaca ekstrem diduga menyebabkan korsleting yang menjadi penyebab utama insiden tersebut.

Beberapa kasus serupa juga terjadi di negara lain, seperti di Amerika Serikat.

9. Kewaspadaan dalam Memilih Mobil Listrik

Mengingat berbagai risiko yang ada, penting bagi calon pembeli mobil listrik untuk benar-benar memahami potensi bahaya yang mungkin terjadi.

Sebaiknya, selalu siapkan alat pemecah kaca di dalam mobil sebagai tindakan pencegahan jika terjadi kecelakaan. Ini bisa membantu penumpang keluar dengan cepat jika pintu mobil terkunci.

10. Perhatian pada Kondisi Baterai

Kita harus memperhatikan kondisi baterai secara serius. Jangan pernah membiarkan baterai habis total dan selalu isi ulang hingga penuh.

Selain itu, usahakan untuk mengisi daya di tempat yang sejuk dan terbuka, serta hindari mengisi daya di garasi tertutup.

Penggunaan baterai yang bijak dapat memperpanjang umur baterai dan mengurangi risiko kebakaran.

11. Pentingnya Update Perangkat Lunak

Selain kondisi baterai, pastikan juga perangkat lunak mobil listrik selalu diperbarui. Update perangkat lunak bisa membantu memperbaiki bug atau masalah yang mungkin terjadi pada sistem mobil.

Jangan lupa juga untuk rutin memeriksa coolant, yang berfungsi untuk mendinginkan baterai. Coolant yang tidak berfungsi dengan baik bisa menyebabkan baterai cepat rusak dan meningkatkan risiko kebakaran.

Meskipun mobil listrik menawarkan banyak keuntungan, seperti ramah lingkungan dan biaya operasional yang lebih rendah, penting bagi konsumen untuk mempertimbangkan semua aspek sebelum memutuskan untuk membeli.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

42 ÷ = 7
Powered by MathCaptcha