10 Tips Membuat Konten Video untuk Bisnis Kuliner yang Menarik

  • Bagikan
10 Tips Penting Membuat Konten Video Bisnis Kuliner Freepik
10 Tips Penting Membuat Konten Video Bisnis Kuliner Freepik

KAMAKAMU – Video telah menjadi salah satu media paling efektif untuk membangun brand dan meningkatkan penjualan, terutama di industri kuliner.

Saat ini, platform seperti TikTok, Instagram Reels, dan YouTube semakin populer sebagai sarana promosi yang menarik.

Data menunjukkan bahwa pada tahun 2019, konten video menyumbang 80% dari lalu lintas internet, sementara video di media sosial menghasilkan 1.200% lebih banyak share dibandingkan dengan teks dan gambar.

6 Cara Efektif Melakukan Riset Konsumen dalam Bisnis Kuliner

Oleh karena itu, bisnis kuliner yang ingin berkembang perlu memahami strategi pembuatan konten video yang efektif.

Berikut adalah 10 tips penting dalam membuat konten video untuk bisnis kuliner sebagaimana dilansir dari YouTube Foodizz Channel.

1. Tentukan Tujuan Konten Video

Menentukan tujuan pembuatan video sangat penting sebelum memulai produksi.

Apakah video tersebut bertujuan untuk meningkatkan penjualan, membangun brand awareness, atau memperkuat positioning?

Misalnya, jika ingin memperkenalkan menu baru, maka video harus lebih berfokus pada produk.

Namun, jika tujuannya adalah membangun brand, bisa jadi video yang dibuat lebih bersifat edukatif atau inspiratif tanpa menampilkan produk secara langsung.

2. Pahami Tren dan Preferensi Konsumen

Selera konsumen selalu berubah, sehingga penting untuk memahami jenis video yang mereka sukai.

Apakah mereka lebih menyukai video edukatif, lucu, motivasi, atau demo produk? Dengan memahami tren dan preferensi ini, konten yang dibuat bisa lebih menarik dan sesuai dengan target pasar.

3. Buat Konten dengan Wow Factor

Konten yang memiliki unsur kejutan atau “Wow Factor” lebih mudah viral dan berpotensi meningkatkan engagement.

Konten viral ini juga bisa mengurangi biaya promosi karena banyak orang yang akan membagikan video secara organik.

Misalnya, jika video tersebut menghibur atau informatif, kemungkinan besar akan lebih banyak dibagikan oleh pengguna media sosial.

4. Sertakan Call to Action (CTA)

Setiap video harus memiliki ajakan bertindak yang jelas agar dapat mencapai tujuannya.

CTA bisa berupa ajakan untuk membeli, mendaftar, atau membagikan video.

Contohnya, bisa memberikan penawaran diskon terbatas atau meminta audiens untuk menandai teman mereka dalam komentar agar berkesempatan memenangkan hadiah.

5. Sesuaikan Format Video dengan Media yang Digunakan

Setiap platform memiliki format video yang berbeda. Video untuk TikTok dan Instagram Reels lebih cocok dalam format vertikal, sementara YouTube lebih efektif dengan format horizontal.

Dengan memahami kebutuhan masing-masing platform, bisnis dapat mengoptimalkan konten yang mereka buat.

6. Gunakan Brand Guideline yang Konsisten

Video yang dibuat harus sesuai dengan brand guideline agar citra bisnis tetap kuat. Hindari konten yang dapat menimbulkan kontroversi atau merugikan brand. Misalnya, tidak menggunakan tema yang sensitif atau tidak menampilkan situasi yang dapat merusak citra bisnis.

7. Pilih Antara Tim Internal atau Outsourcing

Bisnis kuliner bisa memilih untuk membentuk tim internal atau menggunakan jasa agensi dalam pembuatan konten. Jika membutuhkan fleksibilitas tinggi dan produksi rutin, maka memiliki tim internal bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Namun, jika ingin hasil profesional dengan sumber daya terbatas, outsourcing ke agensi bisa menjadi solusi.

8. Perhitungkan Biaya Produksi

Membuat video membutuhkan biaya, baik dalam bentuk investasi awal untuk peralatan atau biaya jasa produksi.

Jika menggunakan agensi, biaya bisa lebih mudah dialokasikan tanpa perlu memikirkan operasional harian.

Namun, jika memiliki tim internal, perlu diperhitungkan biaya gaji serta peralatan yang diperlukan.

9. Evaluasi dan Perbaiki Secara Berkala

Pembuatan konten video adalah proses yang membutuhkan evaluasi berkelanjutan.

Analisis data dan performa video dapat membantu bisnis dalam menentukan strategi yang lebih efektif.

Jangan mudah puas atau menyerah jika hasil awal belum sesuai harapan, karena perbaikan terus-menerus adalah kunci keberhasilan.

10. Gunakan Benchmarking sebagai Referensi

Mengamati dan mempelajari strategi konten dari brand lain yang sukses bisa menjadi inspirasi dalam pembuatan video. Ada tiga metode utama dalam benchmarking: Amati, Tiru, dan Plus (ATP); Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM); serta Amati, Tiru, dan Inovasi (ATI). Pilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis untuk menciptakan konten yang lebih kreatif dan menarik.

Dengan menerapkan 10 tips ini, bisnis kuliner dapat lebih mudah menciptakan konten video yang menarik, efektif, dan berdampak besar terhadap pertumbuhan brand serta penjualan. Mulailah eksplorasi dan temukan strategi terbaik untuk bisnis kuliner Anda!.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

+ 60 = 64
Powered by MathCaptcha